Cegah Bias Budaya Asing, Wamenkomdigi Dorong Pengembangan AI Skala Nasional

idxchannel.com
8 jam lalu
Cover Berita

Wamenkomdigi Nezar Patria mendorong penguatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) skala nasional untuk menghindari bias budaya asing.

Cegah Bias Budaya Asing, Wamenkomdigi Dorong Pengembangan AI Skala Nasional. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mendorong penguatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) skala nasional untuk menghindari bias budaya asing.

Dia menjelaskan, platform kecerdasan buatan model Large Language Model (LLM) yang digunakan di Indonesia dilatih menggunakan data dari negara pembuatnya, sehingga terkadang menghasilkan output yang tidak relevan dengan konteks Indonesia untuk menjawab permasalahan.

Baca Juga:
Komdigi Targetkan Aturan Larangan Anak Bermain Medsos Berlaku 2026

Di sisi lain, AI dibutuhkan untuk hal-hal spesifik, sehingga platform small language model (SLM) dapat menjadi peluang untuk diciptakan para akademisi dan pengembang.

"SLM berbeda dengan LLM, karena SLM dilatih dengan data-data spesifik dan lebih akurat dalam menjawab pertanyaan di bidang tersebut," kata Nezar dalam keterangan tertulis, Senin (15/12/2025).

Baca Juga:
Komdigi Denda Platform Medsos X Rp80 Juta akibat Konten Pornografi

Nezar mencontohkan platform AI SLM yang dilatih khusus dengan data-data kebijakan publik akan memudahkan penggunanya untuk menjawab persoalan tentang hal tersebut tanpa harus memikirkan cara menuliskan prompt (prompt engineering) yang tepat agar mendapatkan data yang sesuai.

"AI memiliki preferensi, cultural values yang dibawa dari lingkungannya, sehingga LLM yang dibentuk adalah refleksi dari pengetahuan yang relevan dengan budayanya, ketika mereka dipakai di tempat lain ya enggak nyambung, banyak biasnya," ujarnya.

Baca Juga:
Komdigi: Pemulihan Jaringan Telekomunikasi di Sumatera Utara Capai 97,8 Persen

Oleh sebab itu, Indonesia perlu memiliki platform AI sendiri yang dibuat berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa.

"Untuk mencapai sovereign AI dibutuhkan landasan nilai, norma dasar, contohnya kita punya Pancasila, saya kira ini menarik sekali untuk dikembangkan lebih lanjut," tuturnya.

Nezar berharap riset-riset tentang AI yang dilakukan oleh para akademisi dapat memiliki dampak nyata kepada masyarakat serta bermanfaat untuk mewujudkan tata kelola teknologi AI dan transformasi digital yang berkeadilan.

(NIA DEVIYANA)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kian keren di usia 15 tahun, begini 6 gaya Noah Sinclair anak BCL saat liburan ke Prancis dan Inggris
• 20 jam lalubrilio.net
thumb
KPU dan Kementerian PPPA Teken MoU, Dorong Partisipasi dan Kesetaraan Gender di Pemilu
• 6 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Bendera Putih Berkibar di Berbagai Titik di Aceh, Tuntut Pemerintah Tetapkan Status Bencana Nasional
• 13 jam lalufajar.co.id
thumb
Kolaka Pulih: Ribuan Warga Dapat Operasi Mata Gratis
• 14 jam lalutvrinews.com
thumb
Perjalanan Cinta Ridwan Kamil dan Atalia Praratya, Dulu Romantis Kini Berujung Cerai
• 11 jam laluinsertlive.com
Berhasil disimpan.