Militer Thailand menghentikan pasokan pengiriman bahan bakar yang melintasi pos perbatasan dengan Laos pada Senin (15/12). Langkah ini dilakukan karena kekhawatiran pasokan bahan bakar tersebut akan dialihkan ke Kamboja, yang saat ini tengah terlibat konflik perbatasan memasuki dua pekan.
Antrean truk yang membawa bahan bakar tampak mengular sebelum memasuki pos pemeriksaan perbatasan Thailand-Laos.
Militer Thailand dan Kamboja terlibat bentrokan di berbagai lokasi sepanjang perbatasan darat kedua negara yang membentang sejauh 817 kilometer. Pertempuran belum menunjukkan tanda-tanda mereda meskipun terdapat berbagai upaya internasional untuk menegosiasikan gencatan senjata, termasuk seruan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Akibat pertempuran tersebut, lebih dari setengah juta orang terpaksa mengungsi. Sedikitnya 38 orang di kedua belah pihak dilaporkan tewas selama delapan hari terakhir.
Dikutip dari Reuters, juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri mengatakan, militer Thailand membatasi pergerakan semua pasokan bahan bakar melalui penyeberangan perbatasan Chong Mek ke Laos setelah menerima informasi intelijen bahwa pasokan tersebut dialihkan ke pasukan Kamboja.
"Niat kami bukanlah untuk menimbulkan dampak pada rakyat atau pemerintah Laos," katanya.
Militer Thailand juga mempertimbangkan membatasi kapal Thailand masuk ke area berisiko tinggi di perairan Kamboja, tempat kapal-kapal berpotensi ditembak.
