Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia buka suara setelah isyarat kompromi disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan menawarkan untuk melepaskan ambisi bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hal ini terungkap dalam pembicaraan dengan utusan Amerika Serikat (AS) Minggu.
Perlu diketahui keinginan Ukraina bergabung ke NATO menjadi salah satu alasan mengapa Rusia menyerang sesama Uni Soviet itu, 2022 lalu hingga kini. Sebagai ganti lepasnya keanggotaan NATO, Ukraina minta jaminan keamanan dari AS, negara Eropa dan mitra lain.
Mengutip AFP, Senin (15/12/2025), Rusia mengatakan status Kyiv yang bukan anggota NATO sebagai "landasan" dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang". "Masalah ini adalah salah satu landasan dan membutuhkan diskusi khusus," kata juru bicara Dmitry Peskov kepada wartawan, selama briefing harian.
Ia menambahkan Rusia mengharapkan AS memberi konsep yang jelas tentang apa yang dibahas di Berlin, Jerman. Perlu diketahui pembicaaran antara Zelensky, lalu utusan AS dan Eropa memang sedang terjadi di Jerman.
Sebelumnya, Zelensky sendiri mengakui beberapa anggota aliansi menentang negaranya bergabung dengan NATO. AS, melalui utusan khusus Trump Steve Witkoff mengatakan banyak progres yang dibuat AS dan Zelensky untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
(sef/sef)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5441634/original/034864300_1765513701-1000646600.jpg)