JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Geologi mengimbau masyarakat di sejumlah wilayah Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir bandang dan tanah longsor selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Wilayah yang masuk dalam zona perhatian meliputi Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hadi Wijaya menegaskan ancaman tersebut berkaitan erat dengan kondisi cuaca ekstrem.
“Kenapa? Karena hasil prediksi BMKG itu di pertengahan Desember sampai ke akhir Januari 2026 adalah puncak musim hujan,” ujar Hadi saat pembukaan Posko Nasional Sektor ESDM di Gedung BPH Migas, Jakarta, Senin (15/12/2025) mengutip Antara.
Hadi menilai potensi bencana pada periode Nataru kali ini tergolong mengkhawatirkan, karena bertepatan dengan puncak intensitas hujan.
Baca Juga: Pimpin Sidang Kabinet Penanganan bencana, Presiden: Ada Bupati yang Kurang Loyal Pada Rakyat
Ia menyoroti daerah-daerah tertentu yang dinilai memiliki kerentanan lebih tinggi.
“Terutama di bagian wilayah pesisir bagian selatan,” kata dia.
Atas dasar itu, Badan Geologi meminta pemerintah daerah di wilayah rawan untuk segera memperkuat koordinasi lintas sektor sebagai langkah mitigasi dini.
Tiga Gunung Api Berstatus Siaga
Selain risiko hidrometeorologi, Badan Geologi juga mencatat adanya ancaman dari aktivitas gunung api. Saat ini, terdapat tiga gunung api berstatus Siaga (Level III), yaitu:
- Gunung Merapi (DIY–Jawa Tengah)
- Gunung Semeru (Jawa Timur)
- Gunung Lewotobi (Nusa Tenggara Timur)
Sementara itu, sebanyak 24 gunung api lainnya berada pada Level II atau Waspada.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara
- badan geologi
- bencana alam
- banjir bandang
- tanah longsor
- nataru 2025
- musim hujan




