Liputan6.com, Jakarta - Hujan ekstrem masih membayangi beberapa wilayah di Indonesia beberapa pekan ke depan. Mengantisipasi dampak curah hujan yang meningkat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melakukan modifikasi cuaca.
Operasi modifikasi cuaca dilakukan di 6 titik yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, hingga Nusa Tenggara. Hal ini mengingat Indonesia akan memasuki masa puncak musim penghujan pada Januari-Februari mendatang.
Advertisement
Selain itu, terdapat tiga siklon dan bibit siklon di sekitar wilayah Indonesia, yaitu siklon Bakung, bibit siklon 93S, dan bibit siklon 95S. Ketiganya berpotensi menyebabkan hujan ekstrem.
"Operasi modifikasi cuaca kita lakukan untuk mencegah awan-awan hujan mendekati daratan Indonesia. Jadi kalau dia mendekat, nanti awan hujan itu kita semai dengan bahan semai dari NaCl agar dia jatuh di tempat-tempat seperti di perairan, atau di laut, atau di tempat yang tidak berbahaya," kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).
"Atau kalau sudah sampai di atas Jakarta, itu kita tebarkan kapur tohor atau CaO, supaya dia terpecah dan tidak terjadi hujan," sambungnya.
Faisal menyebut bahwa modifikasi cuaca mampu menurunkan curah hujan hingga 20–50 persen. Dengan begitu, bencana meteorologi akibat cuaca ekstrem pun dapat dimitigasi.
"Jadi ini membantu untuk mengendalikan atau memitigasi bencana-bencana meteorologi yang mungkin diakibatkan oleh cuaca ekstrem," jelasnya.



