Kapuspen TNI, Mayjen (Mar) Freedy Ardianzah, memberi penjelasan lengkap soal sejumlah personel TNI diduga diserang sejumlah Warga Negara China di kawasan tambang emas di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 14 Desember 2025 pukul 15.40 WIB.
Freedy mengatakan kejadian itu berawal saat anggota Batalyon Zipur 6/SD melaksanakan Latihan Dalam Satuan di areal milik salah satu perusahaan. Mereka lalu mendapat informasi dari petugas keamanan perusahaan bahwa terlihat ada drone terbang di area latihan tersebut.
"Selanjutnya anggota melakukan pengejaran serta mendatangi lokasi orang yang mengopersional drone, ternyata drone tersebut dioperasionalkan 4 orang WNA asal Beijing," kata Freedy dalam keterangannya, Selasa (16/12).
Freedy menyebut, WNA itu kemudian dimintai keterangannya. Namun, tiba-tiba muncul 11 orang WNA lainnya yang diduga melakukan penyerangan.
"Tiba-tiba muncul 11 orang WNA lainnya melakukan penyerangan terhadap anggota dengan menggunakan senjata tajam, Parang, Airsoft gun, dan 1 alat setrum.
"Menghadapi kondisi tidak berimbang, anggota mengambil langkah taktis dengan menghindari eskalasi konflik dan bergerak kembali ke area perusahaan untuk mengamankan situasi dan melaporkan kejadian ini kepada pimpinan," sambungnya.
Ia mengatakan motif penyerangan dan penerbangan drone ini masih didalami pihaknya.
"Adapun kerugian materiil akibat penyerangan tersebut berupa kerusakan berat pada 1 unit Mobil Perusahaan jenis Hilux dan 1 unit sepeda motor vario milik karyawan PT. SRM. Tidak ada kerugian personel/korban dari TNI," ucapnya.


