Israel Siksa Warga Gaza Dengan Batasi Bantuan di Tengah Badai dan Banjir, PBB: Situasi Sangat Buruk

harianfajar
9 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, GAZA—PBB pada hari Senin memperingatkan bahwa bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza telah berkurang karena pembatasan Israel. Mereka mengatakan, kebutuhan terus melebihi kemampuan badan-badan bantuan untuk merespons.

Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan pada konferensi pers bahwa PBB dan mitranya terus memberikan bantuan kepada keluarga yang paling rentan.

Ia memperingatkan bahwa kebutuhan terus melebihi kemampuan para pekerja kemanusiaan untuk merespons, mengingat hambatan-hambatan yang terus mereka hadapi.

“Badai hujan dan suhu yang lebih dingin juga memperburuk situasi di seluruh Jalur Gaza,” katanya dikutip dari Anadolu.

Antara Kamis dan Sabtu, katanya, mitra PBB yang bekerja dalam dukungan tempat tinggal telah mengirimkan 3.800 tenda, hampir 4.600 terpal, dan ribuan perlengkapan tidur kepada sekitar 4.800 keluarga.

Ia juga menyoroti upaya untuk mengatasi risiko kesehatan bayi, dengan mengatakan bahwa para mitra menanggapi meningkatnya risiko hipotermia pada bayi baru lahir, dengan perlengkapan khusus yang dibeli dan disiapkan secara lokal untuk didistribusikan.

Menurutnya, perlengkapan ini akan diberikan kepada ibu dan pengasuh dengan bayi baru lahir dan anak-anak yang masih sangat kecil.

Namun, Haq mengatakan pengiriman bantuan telah berkurang. “Sejak Jumat, dan karena pembatasan yang terus berlanjut yang memengaruhi kemampuan kami untuk membawa volume bantuan yang cukup, mitra kami sekali lagi harus mengurangi bantuan yang diberikan,” ujarnya.

Paket bantuan yang dikurangi kini mencakup satu paket makanan, satu kantong tepung, dan 1,5 kilogram biskuit berenergi tinggi, yang menurutnya mencakup setengah dari kebutuhan kalori minimum per keluarga untuk sisa bulan ini.

“OCHA sekali lagi memperingatkan bahwa hambatan terus menghambat kemampuan kita untuk mempercepat peningkatan respons kemanusiaan,” kata Haq.

Ia menekankan bahwa hambatan-hambatan ini harus dihilangkan, dan akses harus dipertahankan agar PBB dan mitranya dapat menjangkau semua orang yang membutuhkan.

Ditanya tentang sumber pembatasan tersebut, ia mengatakan, “Banyak dari pembatasan ini berasal dari otoritas Israel.”

Ditambahkan, PBB masih belum memiliki cukup titik penyeberangan yang terbuka dan mencatat batasan pada jenis barang apa yang dapat masuk.

Haq selanjutnya menunjuk pada kendala staf. “Ada pembatasan yang diberlakukan pada visa berbagai organisasi, termasuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), tetapi juga LSM internasional lainnya,” ungkapnya.

Meskipun gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober, kondisi kehidupan di Gaza belum membaik, karena Israel terus memberlakukan pembatasan ketat terhadap masuknya truk bantuan, yang melanggar protokol kemanusiaan dari perjanjian tersebut.

Israel telah menewaskan hampir 70.700 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 171.100 orang lainnya dalam serangan di Gaza sejak Oktober 2023, yang terus berlanjut meskipun ada gencatan senjata. (amr)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mimpi Basral Graito usai Raih Emas SEA Games: Ingin Main di Olimpiade
• 6 jam lalukumparan.com
thumb
Ramai Sorotan dari Media Asing, Umar Hasibuan Masih Pertanyakan Alasan Pemerintah Belum Mau Terima Bantuan Asing
• 23 jam lalufajar.co.id
thumb
Jelang Pramono Datang, Area Terbakar Pasar Induk Kramat Jati Dirapikan
• 10 jam lalukompas.com
thumb
Cara Investasi Bitcoin untuk Pemula: Panduan Lengkap 2025
• 1 jam lalubisnis.com
thumb
Wali Kota Batu Serahkan SK PPPK Paruh Waktu kepada 1.233 Pegawai
• 1 jam lalurealita.co
Berhasil disimpan.