DEPOK, KOMPAS.com – Situ Rawa Besar masih ramai oleh warga yang memancing, bersantai, dan berdagang setiap sore.
Namun, satu fungsi penting perlahan hilang dari setu yakni jalur penyeberangan air.
Perahu eretan yang dulu menjadi akses utama warga untuk sekolah, ke pasar, dan berangkat kerja, sudah lama tak beroperasi.
Padahal, dengan ongkos Rp 1.000 hingga Rp 2.000, warga bisa menyeberang setu dengan cepat.
Baca juga: Jejak Situ Rawa Besar Depok: Kenangan Warga dan Fasilitas yang Tak Lagi Terkelola
Kini, anak-anak sekolah dan orang tua harus memutar lewat jalur darat yang lebih jauh dan padat kendaraan.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Depok, perahu eretan, Situ Rawa Besar, akses penyeberangan, Transportasi warga&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNi8xMTExMDU2MS9rZXRpa2EtYW5hay1hbmFrLXRhay1sYWdpLWJpc2EtbWVueWViZXJhbmctc2l0dS1yYXdhLWJlc2FyLXVudHVrLXNla29sYWg=&q=Ketika Anak-anak Tak Lagi Bisa Menyeberang Situ Rawa Besar untuk Sekolah§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `Bagi warga sekitar, eretan bukan sekadar perahu, tapi bagian dari rutinitas harian yang memudahkan hidup.
“Iya, hampir setiap hari saya pakai eretan. Dari anak saya masih SD, tiap pagi pasti lewat situ. Itu sudah jadi rutinitas,” ujar Erni, warga sekitar setu, Senin (15/12/2025).
Sekolah anak Erni berada di seberang Situ Rawa Besar. Menurut dia, eretan adalah jalur paling masuk akal.
“Kalau saya khusus buat nganter anak ke sekolah. Sekolahnya memang ada di seberang situ SDN Anyelir, jadi eretan itu jalur paling masuk akal, cepat, engga perlu mutar,” kata Erni.
Keberadaan eretan mempersingkat jarak dan menghemat tenaga, terutama bagi orang tua.
“Sangat membantu. Waktu tempuh jadi singkat, tenaga juga nggak terkuras. Saya juga bisa pulang cepat buat beresin rumah,” tuturnya.
Baca juga: Setelah Sebulan, Tumpukan Sampah di Kawasan Situ Rawa Besar Akhirnya Diangkut DLHK Depok
Namun sejak eretan berhenti beroperasi, Erni harus memutar cukup jauh.
“Iya, muternya lumayan jauh. Harus muterin setu yang kadang rame kendaraan kalau pagi. Selain capek, saya juga khawatir sama keselamatan anak,” katanya.
Kini tinggal kenanganDulu, setiap pagi tepian setu dipenuhi warga yang menyeberang bergantian untuk menjalani aktivitas beragam.
“Setiap pagi itu rame, ibu-ibu nganter anak, anak-anak sekolah sendiri, sampai bapak-bapak berangkat kerja,” ujar Erni.



