Penulis: Kristiono
TVRINews, Sidoarjo
Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), mendorong PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk meningkatkan layanan transportasi publik massal berupa kereta api di kawasan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Langkah ini dianggap penting untuk mengakomodasi mobilitas masyarakat industri sekaligus mengurangi kemacetan di sekitar Stasiun Gedangan.
BHS menyebutkan, kawasan Gedangan merupakan sentra industri dengan sedikitnya 112 perusahaan yang membutuhkan dukungan transportasi publik, terutama kereta api, baik untuk pekerja maupun kegiatan ekonomi.
"Di kawasan Gedangan ini terdapat sekitar 112 industri. Artinya, transportasi publik supermassal seperti kereta api harus benar-benar mengakomodasi kebutuhan masyarakat industri. Saya sangat berharap jumlah perjalanan atau trip kereta bisa ditambah, baik dari Sidoarjo ke Surabaya maupun sebaliknya," ujar BHS saat meninjau Stasiun Gedangan, Selasa (16/12/2025).
Politikus tersebut menambahkan, penambahan jadwal kereta, khususnya pada malam hari, sangat dibutuhkan mengingat aktivitas perdagangan dan perkantoran di Surabaya biasanya berakhir sekitar pukul 22.00 WIB.
"Setelah aktivitas perdagangan tutup sekitar jam 10 malam, masyarakat masih membutuhkan angkutan massal. Mereka ingin pulang menggunakan kereta, bukan sepeda motor. Karena itu, jam keberangkatan kereta perlu dievaluasi agar sesuai kebutuhan masyarakat," katanya.
BHS juga menekankan bahwa layanan kereta di wilayah tersebut termasuk dalam skema Public Service Obligation (PSO), sehingga penentuan operasional lebih menitikberatkan pada jumlah perjalanan, bukan fluktuasi jumlah penumpang.
"Kereta ini masuk kategori PSO. Subsidi lebih banyak berbasis trip, bukan jumlah penumpang. Kalau jadwalnya sesuai kebutuhan, KAI juga akan mendapat demand yang cukup untuk operasional," tegasnya.
Selain transportasi massal, BHS menyoroti kemacetan kronis di sekitar perlintasan sebidang Stasiun Gedangan. Ia menilai rencana double track kereta api berpotensi memperparah kepadatan lalu lintas jika tidak diimbangi solusi infrastruktur jalan.
"Kalau double track terealisasi dan rangkaian kereta ditambah, sementara jalan darat tidak dibenahi, kemacetan pasti semakin parah. Solusinya adalah membangun flyover atau jalan layang yang melintasi perlintasan sebidang Stasiun Gedangan," jelasnya.
Menurut BHS, flyover ini diharapkan dapat menghubungkan arus lalu lintas Surabaya–Sedati dan Sedati–Surabaya, mengingat mayoritas kawasan industri berada di wilayah Sedati dan Gedangan.
"Flyover ini penting agar kendaraan industri tidak harus menunggu kereta melintas. Selain mengurangi kemacetan, juga menekan potensi kecelakaan di perlintasan sebidang," imbuhnya.
BHS mengakui bahwa rencana pembangunan flyover masih sebatas wacana dan aspirasi masyarakat yang diterimanya saat serap aspirasi. Namun, ia memastikan akan mengusulkan kebutuhan tersebut kepada pemerintah pusat, Kementerian Perhubungan, PT KAI, serta pemerintah daerah.
"Ini aspirasi masyarakat Gedangan. Saya akan mengusulkan kepada pemerintah pusat, Kemenhub, KAI, dan pemerintah daerah agar kebutuhan transportasi massal dan solusi kemacetan ini bisa segera ditindaklanjuti," tutup BHS.
Editor: Redaksi TVRINews

/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F12%2F16%2F1615f6107ff35075bd7b76ba85cf3145-1001644914.jpg)


/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2025%2F10%2F14%2F1ff19585-3a62-4638-b2f7-8e6fd151d78a_jpg.jpg)
