Kombes Pol Iman Imanudin Sampai Tak Bisa Tidur, Unggahan Dian Sandi Bikin Polemik Ijazah Jokowi Makin Terang

fajar.co.id
8 jam lalu
Cover Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Salah satu tersangka dalam laporan Presiden ke-7 RI, Jokowi, di Polda Metro Jaya, Rizal Fadillah, kembali bicara lantang terkait polemik dugaan ijazah palsu.

Ia mengatakan, unggahan ijazah Jokowi oleh kader PSI, Dian Sandi, justru menjadi bola lambung bagi pihak-pihak yang selama ini tengah mencari kebenaran.

Rizal menyebut rangkaian peristiwa yang terjadi belakangan ini semakin membuat Jokowi berada dalam posisi tertekan.

Menurutnya, desakan yang terus menguat datang dari berbagai arah, termasuk kalangan advokat dan akademisi.

“Kebenaran menemukan jalannya. Jokowi terus dibuat panik oleh gerakan para pemburu ijazah,” ujar Rizal kepada fajar.co.id, Selasa (16/12/2025).

Ia juga menyinggung momen saat Jokowi didatangi langsung oleh advokat TPUA di kediamannya di Solo.

Dalam situasi tersebut, Rizal mengatakan Jokowi terpaksa menunjukkan ijazah kepada wartawan dengan pembatasan tertentu.

“Saat ditagih langsung di rumah Solo oleh advokat TPUA ia terpaksa berpura-pura masih percaya diri dengan melakukan penunjukan ijazah kepada wartawan dengan pembatasan ketat,” ucapnya.

Rizal menuturkan bahwa unggahan yang dilakukan Dian Sandi justru menjadi pemicu utama menguatnya dugaan kepalsuan dokumen tersebut.

“Kelancangan Dian Sandi tentang ijazah asli memberi bola lambung untuk smes para pencari kebenaran,” katanya.

Ia menegaskan, keyakinan mengenai dugaan kepalsuan ijazah itu semakin menguat setelah dianalisis oleh sejumlah pihak.

“Kepalsuan dokumen semakin diyakini oleh ahli seperti Dr Rismon dan Dr Roy Suryo,” lanjut Rizal.

Rizal juga menyinggung penyerahan fotokopi ijazah terlegalisasi oleh KPU dan KPUD kepada sejumlah pihak, yang menurutnya menjadi titik krusial dalam polemik ini.

“Pukulan telak serangan yang membobol pertahanan adalah keterpaksaan KPU, KPUD DKI, dan KPUD Surakarta menyerahkan foto copy ijazah terlegalisasi kepada Bonatua, Roy Suryo, Leony, Taufik, dan lainnya,” tegasnya.

Dokumen tersebut, kata Rizal, digunakan dalam berbagai kontestasi politik.

“Dokumen tersebut digunakam untuk pendaftaran Calon Presiden RI, Calon Gubernur DKI, dan Calon Walikota Surakarta,” sambungnya.

Ia bahkan menyebut dampak serius jika kelak ijazah tersebut dinyatakan palsu oleh pengadilan.

“Jika ijazah itu esok terbukti palsu, maka dipastikan hal ini akan menghancurkan Jokowi. Jokowi tentu kaget atas perkembangan serius ini,” terangnya.

Rizal juga menyinggung keputusan Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Iman Imanudin yang akhirnya mengizinkan pembukaan dokumen ijazah dalam gelar perkara khusus.

“Terakhir yang diluar dugaan adalah ijtihad Kombes Iman Imanudin yang semalaman tidak bisa tidur dan memahami risiko tersebut bersama Kabagwassidik AKBP Mihardi Mirwan di atas yang mengizinkan ijazah yang disita itu dibuka,” jelasnya.

Kata Rizal, setelah diperlihatkan, fisik ijazah tersebut justru menguatkan dugaan yang selama ini beredar.

“Semakin jelas bahwa ijazah itu ternyata sama dengan foto copy yang beredar selama ini. Berfoto kacamata berkumis, cap di bawah foto, watermark tipis, logo UGM tidak terang, dan lainnya,” beber Rizal.

Menurutnya, para tersangka tetap pada keyakinan semula. Rizal menegaskan, hingga kini belum ada bukti hukum yang menyatakan ijazah tersebut asli.

“Para Tersangka meyakini ijazah model seperti itu palsu. Kuasa hukum sepakat dan Ahli memperkuat,” Rizal menuturkan.

“Hingga kini belum ada hasil apapun termasuk uji forensik yang membuktikan bahwa ijazah tersebut asli. Apalagi putusan Pengadilan,” tambahnya.

Ia pun mendesak agar penyidikan terhadap para tersangka dihentikan dan arah hukum dialihkan.

“Semestinya perkembangan yang ada harus pada sikap hukum penghentian penyidikan Polda Metro Jaya delapan tersangka kemudian beralih pada pengusutan Jokowi untuk pemalsuan dan penggunaan dokumen palsu,” tegasnya.

Rizal bilang, gelar perkara khusus justru menjadi titik lemah baru bagi Jokowi. Ia memastikan tekanan akan terus berlanjut.

“Gelar perkara khusus Polda Metro Jaya menjadi pembobol lagi dari benteng pertahanan Jokowi. Jokowi tidak boleh terus bergerak bebas tanpa rasa malu, dosa, dan bersalah,” kuncinya.

(Muhsin/fajar)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Inovasi Layanan Publik Digital Antarkan Menkomdigi Raih OPSI KIPP 2025
• 7 jam lalukompas.com
thumb
Eddy Soeparno Sebut Pemerintah Harus Konsisten Tindak Pembalakan Liar
• 14 jam lalugenpi.co
thumb
Kecelakaan Pesawat Meksiko: 7 Tewas, Berusaha Mendarat Darurat
• 7 jam lalutvrinews.com
thumb
Jerami Padi Dinilai Punya Potensi Ekonomi Besar, Sawah akan Jadi Sumber Energi Alternatif?
• 21 jam lalutvonenews.com
thumb
Tangkal Hoaks, Polda Metro Jaya dan FWP Gelar Uji Kompetensi Wartawan
• 10 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.