Garut Tutup Tahun sebagai Episentrum Pengangguran Priangan Timur

bisnis.com
12 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, GARUT- Kabupaten Garut menutup tahun 2025 dengan catatan serius di pasar kerja. Data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Agustus 2025 di Garut menunjukkan angka 6,54%, tertinggi di wilayah Priangan Timur, sekaligus berada di atas sebagian besar daerah sekitarnya.

Angka TPT ini menempatkan Garut sebagai episentrum persoalan ketenagakerjaan regional, di tengah kontras kinerja daerah tetangga yang relatif lebih rendah.

Jika dibandingkan, Kota Tasikmalaya punya data TPT di kisaran 6,45%, Kabupaten Tasikmalaya 3,69%, Ciamis 4,08%, dan Pangandaran 1,61%.

Rata-rata TPT di Provinsi Jawa Barat (Jabar) berada di kisaran 6,77%, sehingga posisi Garut hanya sedikit di bawah rerata Jabar, namun tetap paling tinggi di kawasan Priangan Timur.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Kepala BPS Jawa Barat Darwis Sitorus menjelaskan tingginya TPT di suatu daerah tidak semata-mata mencerminkan lemahnya ekonomi, melainkan ketidaksinkronan antara pertumbuhan kesempatan kerja dan pertambahan angkatan kerja, khususnya dari kelompok usia muda dan lulusan baru. 

"Wilayah dengan arus urbanisasi lokal dan ekspektasi kerja formal yang tinggi cenderung mencatat TPT lebih besar dibanding daerah yang ekonominya menyerap tenaga kerja informal dan musiman," kata Darwis Sitorus, Selasa (16/12/2025).

Baca Juga

  • Cuaca Ekstrem Hambat Distribusi Bantuan Pangan di Garut
  • Astra Dukung Pemberdayaan Ekonomi Desa Petani Kopi Garut
  • Garut Didorong Kembangkan Potensi Domba Hingga Industri Ekraf

Dalam konteks itu, Garut menghadapi masalah struktural. Basis ekonomi daerah masih kuat di sektor primer, pertanian dan peternakan yang daya serap formalnya terbatas, sementara industrialisasi padat karya belum berkembang signifikan. 

Di saat bersamaan, peningkatan partisipasi angkatan kerja, terutama dari generasi muda, mendorong kompetisi kerja yang lebih ketat. Akibatnya, jurang antara pencari kerja dan lapangan kerja kian melebar.

Kontras terlihat jelas dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis. Kedua daerah tersebut menunjukkan TPT yang jauh lebih rendah, mengindikasikan peran sektor pertanian, UMKM, dan pekerjaan informal yang masih efektif menyerap tenaga kerja.

Sementara itu, Pangandaran menjadi anomali positif dengan TPT 1,61%, ditopang pariwisata yang fleksibel menyerap pekerja, meski sebagian bersifat musiman dan informal.

Kondisi Garut juga hampir sejajar dengan Kota Tasikmalaya, yang sama-sama menghadapi tekanan urbanisasi dan keterbatasan lapangan kerja formal.

Namun, Kota Tasikmalaya masih terbantu oleh sektor perdagangan dan jasa yang relatif lebih dinamis. 

"Garut, sebaliknya, berada di posisi tanggung, tidak sekuat kota dalam jasa, dan tidak seefektif desa dalam penyerapan informal," kata Darwis.

BPS Jabar menilai perbaikan indikator ketenagakerjaan membutuhkan intervensi lintas sektor. Penguatan pelatihan vokasional yang relevan dengan kebutuhan industri lokal, pengembangan UMKM berbasis nilai tambah, serta perluasan investasi padat karya menjadi kunci.

Tanpa langkah itu, daerah dengan profil seperti Garut berisiko mempertahankan TPT tinggi meski pertumbuhan ekonomi terjadi.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bek Legendaris Timnas Indonesia Masih Kecewa dengan Pemecatan Shin Tae-yong: Kesalahan Besar, Merusak Momentum Skuad Garuda
• 5 jam lalubola.com
thumb
Luna Maya dan Cinta Laura Buktikan Kulit Sehat Bukan Soal Usia, Ini Rahasianya
• 23 jam laluviva.co.id
thumb
ESDM dan PLN Salurkan 13.891 Sambungan Listrik Gratis di NTT 2025
• 20 jam lalurepublika.co.id
thumb
Bubble AI Menguat di Pasar Modal AS, Ekonom Ingatkan Risiko Valuasi
• 9 jam lalurepublika.co.id
thumb
Sidang Perdata, Nikita Mirzani Tuntut Ganti Rugi Rp240 Miliar ke Reza Gladys 
• 2 jam lalutabloidbintang.com
Berhasil disimpan.