Kronologi 2 Siswa SMA di Bali Rebutan Cewek, Duel di Lapangan sampai Jadi Tontonan Warga, Ujungnya Dimediasi Polisi

grid.id
7 jam lalu
Cover Berita

Grid.ID - Ada dua siswa SMA di Bali kepergok rebutan cewek sampai duel di lapangan. Kini berujung dimediasi polisi.

Sebuah video dua siswa sekolah menengah atas (SMA) duel di sebuah lapangan terbuka, viral di media sosial (medsos). Pertengkaran kedua siswa tersebut diduga terjadi lantaran perebutan wanita alias dipicu persoalan asmara. Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali.

Berikut kronologi 2 siswa SMA di Bali rebutan cewek. Berujung dimediasi polisi usai duel di lapangan dan jadi tontonan warga.

Video yang ramai beredar di media sosial tersebut memiliki durasi sekitar 50 detik hingga 1 menit 39 detik. Dalam tayangan itu, terlihat dua remaja mengenakan celana pendek terlibat saling pukul dan tendang di area lapangan terbuka.

Aksi perkelahian tersebut disaksikan oleh belasan remaja lain yang masih mengenakan seragam sekolah. Bukannya berusaha melerai, para penonton justru tampak memberi sorakan dan dukungan kepada kedua pelajar yang tengah beradu fisik.

Kapolsek Gerokgak, Kompol I Made Derawi, menjelaskan bahwa kedua siswa yang terlibat perkelahian merupakan teman sekelas.

"Kedua siswa yang berkelahi merupakan siswa satu sekolah dan duduk di kelas yang sama," ungkapnya saat dikonfirmasi pada Minggu (14/12/2025).

Ia juga menyampaikan bahwa kasus tersebut telah ditangani dan diselesaikan melalui jalur mediasi di lingkungan sekolah pada Sabtu (13/12/2025). Proses mediasi itu melibatkan para guru, wali kelas, guru bidang kesiswaan, serta orang tua dari masing-masing siswa.

Kompol Derawi menambahkan bahwa pemicu perkelahian tersebut adalah persoalan asmara. Ia berharap kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh siswa.

Kompol Derawi menegaskan agar ke depannya para pelajar tidak mudah tersulut emosi akibat persoalan hubungan pribadi.

"Kami berharap kejadian ini menjadi pelajaran, tidak hanya bagi yang terlibat, tetapi juga bagi siswa lainnya agar tidak mudah terprovokasi," tutupnya.

 

Kasus Lainnya

BNF, seorang pelajar kelas IX SMP asal Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengalami luka-luka parah usai dianiaya oleh F, siswa dari sekolah berbeda. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami cedera pada bagian hidung.

Indrawati, ibu korban, mengungkapkan bahwa putranya menjadi korban pemukulan di Lapangan Sabrang Ambulu, Jember, pada Jumat malam (26/9/2025). Saat itu, keduanya terlibat perkelahian satu lawan satu.

"Saat itu anak saya dibanting, terus nyungsep dan hidungnya terbentur paving, terus dipukul. Saat itu saya tidak bisa," ujarnya saat dikonfirmasi awak media usia menjalani pemeriksaan BAP.

Menurutnya, pemicu perkelahian tersebut ketika korban dan pelaku melakukan pertandingan sepak bola antara sekolah dalam acara lomba agustusan di Lapangan Glora Suyitman Ambulu.

"Waktu pertandingan bola dia (pelaku) kalah, mungkin dia panas hingga terjadi salah paham," ucapnya.

Sekitar satu bulan setelah pertandingan tersebut, lanjut Wati, pelaku menantang putranya untuk berkelahi di Lapangan Sabrang Ambulu. Keduanya kemudian bertemu di lokasi kejadian.

"Mungkin ada omongan yang tidak enak, akhirnya dia chat ke anak saya dan nantang hingga terjadi perkelahian itu," ulasnya.

Wati menegaskan tidak ingin menyeret pihak sekolah dalam perkara ini karena insiden tersebut terjadi di luar lingkungan pendidikan dan bukan di arena pertandingan sepak bola.

"Perkelahian di luar lokasi sekolah , tepatnya di lapangan Sabrang. Sementara pertandingan sepak bolanya di Lapangan Gelora Suyitman Ambulu," imbuhnya.

Ia mengaku sengaja membawa kasus ini ke ranah hukum agar memberikan efek jera kepada pelaku. Wati berharap kejadian serupa tidak kembali terulang di kemudian hari.

 

"Kami proses, untuk pembelajaran dia. Anak saya dengan terlapor tidak saling kenal, mereka hanya ketemu saat sparing sepakbola," tuturnya.

Saat ini, BNF bersama ibunya tengah menjalani pemeriksaan di Polsek Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Senin (29/9/2025). Menanggapi kasus tersebut, Kapolsek Ambulu AKP Solikhan Arief menyampaikan bahwa pihak kepolisian akan mengupayakan mediasi terlebih dahulu.

Hal itu dilakukan mengingat baik pelapor maupun terlapor masih berstatus sebagai anak di bawah umur.

"Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak sekolah," tanggapnya.

"Selanjutnya kami akan lakukan mediasi karena mereka statusnya sama-sama anak sekolah," tandasnya. (*)

 

 

Artikel Asli


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
JPMorgan Luncurkan Reksa Dana Pasar Uang Tertokenisasi di Ethereum
• 17 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Prabowo Ingin Percepat Pembangunan dan Swasembada Pangan di Papua
• 2 jam lalurepublika.co.id
thumb
Bupati Eka Putra Apresiasi Respons Cepat Pertamina Membantu Warga Tanah Datar Sumbar
• 10 jam lalujpnn.com
thumb
Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2026 Jadi 5%, Naik ke 5,2% pada 2027
• 5 jam lalukumparan.com
thumb
Pemerintah Tetapkan Lokasi Hunian Korban Banjir di Tiga Provinsi, Siapkan 2.000 Rumah Modular Tanpa Dana APBN
• 18 jam lalupantau.com
Berhasil disimpan.