Ingin Mendaftar KIP Kuliah 2026? Ini yang Harus Dipersiapkan

FAJAR, JAKARTA– Pendaftaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2026 akan dibuka pada Februari. Bagi calon mahasiswa terutama dari kalangan menengah ke bawah, bisa mempersiapkan diri dari sekarang.

Terutama aktif mencari informasi mengenai syarat ekonomi yang harus dipenuhi, terutama batas gaji orang tua yang menjadi salah satu indikator kelayakan dalam program bantuan pendidikan ini.

KIP Kuliah adalah program bantuan biaya pendidikan dari pemerintah yang dirancang untuk membantu siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu agar tetap bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tanpa terkendala biaya.

Program ini mencakup pembebasan biaya pendidikan hingga bantuan biaya hidup bulanan bagi mahasiswa yang lolos seleksi.

Untuk menentukan kelayakan ekonomi calon penerima KIP Kuliah 2026, pemerintah menetapkan standar minimum yang berdasarkan kondisi ekonomi keluarga.

Calon pendaftar KIP Kuliah 2026 dianggap layak secara ekonomi apabila memenuhi salah satu dari dua kriteria berikut ini:

• Pendapatan kotor gabungan orang tua/wali maksimal Rp4 juta per bulan.
  
• Pendapatan kotor gabungan orang tua/wali dibagi jumlah anggota keluarga tidak lebih dari Rp750.000 per orang per bulan.

Aturan ini memastikan bantuan tepat sasaran kepada keluarga yang benar-benar membutuhkan dukungan finansial untuk pendidikan tinggi.

Pendekatan pendapatan per anggota keluarga dimaksudkan untuk memberikan penilaian yang lebih adil pada keluarga dengan jumlah tanggungan yang banyak.

Kriteria Ekonomi Prioritas Penerima KIP Kuliah
Selain membatasi penghasilan, pemerintah menetapkan beberapa kategori prioritas yang mempermudah calon mahasiswa memenuhi syarat ekonomi, antara lain:

-Pemegang KIP dari jenjang pendidikan sebelumnya.
-Terdaftar dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) atau menerima bantuan sosial, seperti program keluarga harapan (PKH), penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (PBI JK), atau bantuan pangan non-tunai (BPNT).
-Termasuk kelompok masyarakat miskin/rentan miskin berdasarkan data PPKE (paling banyak hingga desil tiga).
-Berasal dari panti sosial atau panti asuhan.
-Jika calon pendaftar tidak termasuk dalam kategori tersebut, mereka tetap dapat mendaftar KIP Kuliah 2026 selama memenuhi ketentuan ekonomi di atas dan menyediakan bukti dokumen yang sah, seperti surat keterangan tidak mampu (SKTM) yang dilegalisasi pemerintahan desa/kelurahan.

Pemeriksaan Kondisi Ekonomi Keluarga
Dalam proses seleksi KIP Kuliah 2026, data ekonomi keluarga harus diisi secara lengkap oleh calon pendaftar. Data tersebut mencakup:
-Bukti penghasilan orang tua/wali, seperti slip gaji atau surat keterangan penghasilan.
-SKTM dari pemerintah desa/kelurahan.
-Foto kondisi rumah, tagihan listrik/air, atau bukti lain yang mendukung kondisi ekonomi.
-Seluruh dokumen ini akan diverifikasi oleh pihak perguruan tinggi setelah mahasiswa dinyatakan lulus seleksi masuk. Verifikasi dilakukan untuk memastikan penerima KIP Kuliah memenuhi kriteria ekonomi yang telah ditetapkan.

Dokumen Penting yang Harus Dipersiapkan:
-Kartu keluarga (KK) untuk melihat jumlah anggota keluarga.
-Surat keterangan penghasilan orang tua/wali dari instansi atau surat bermaterai.
-SKTM yang dilegalisasi desa/kelurahan.
-Bukti kepesertaan bantuan sosial, seperti KIP Sekolah, PKH, atau KKS
Foto kondisi rumah dan tagihan utilitas jika diminta.
-Kejujuran dalam mengisi data menjadi hal yang sangat penting karena ketidaksesuaian dapat berdampak pada pembatalan status penerima bantuan.

KIP Kuliah bukan sekadar bantuan biaya pendidikan, tetapi juga wujud komitmen pemerintah membuka akses pendidikan tinggi yang adil dan merata bagi seluruh warga negara Indonesia.

Calon mahasiswa yang memenuhi syarat ekonomi dan akademik diharapkan tidak ragu mendaftar karena pemerintah memberikan dukungan penuh baik untuk biaya kuliah maupun biaya hidup selama masa studi mereka.

Dengan memahami ketentuan batas penghasilan dan indikator ekonomi sejak awal, persiapan pendaftaran KIP Kuliah 2026 dapat dilakukan dengan lebih matang dan terarah. (*)