Rumah remaja yang hidup sebatang kara, Fitri (15), di Desa Sungai Tabuk Keramat, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, akhirnya direnovasi.
Perbaikan atau pembangunan ulang rumah yang berada di atas rawa itu dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) dengan total anggaran sebesar Rp 26 juta.
“Iya ini baru kita memulai membangun rumahnya. Semoga bisa cepat selesai,” ujar Kepala DPRKPLH Kabupaten Banjar, Ahmad Bayhaqie, Selasa (16/12/2025).
Bayhaqie menambahkan, pembangunan ulang rumah Fitri tergolong cukup rumit lantaran lahan tempat rumah tersebut berdiri dalam kondisi terendam air.
“Bahan kayu ulin, dan kita berharap air tidak semakin meninggi. Karena beberapa hari terakhir cuaca sering hujan,” ungkapnya.
Selain bedah rumah, berbagai bantuan juga telah diterima oleh Fitri melalui perangkat desa, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan bantuan sosial untuk anak yatim piatu.
Sementara itu, Fitri sangat bersyukur rumah miliknya dibangun ulang agar lebih layak untuk dihuni. Selama ini, rumah yang ditempatinya sangat sederhana, dengan kondisi beberapa bagian seperti dinding yang mulai lapuk hingga atap yang bocor.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan berterimakasih,” ucap Fitri.
Dia berharap proses pembangunan tersebut dapat selesai dengan cepat.
Fitri tinggal seorang diri sejak sang nenek meninggal dunia tiga tahun silam. Sedangkan orang tua Fitri tak diketahui keberadaannya sejak dia kecil.
Sejak saat itu, Fitri harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup. Bahkan, ia bekerja sebagai pembungkus roti dengan upah Rp 20 ribu/hari dan kerap diminta tolong membeli bumbu-bumbu makanan dengan upah Rp 7 ribu-Rp 10 ribu.
Meski diakui Fitri banyak pihak yang ingin mengadopsinya, bahkan menawarkan untuk tinggal di panti asuhan, remaja itu memilih tetap bertahan di rumahnya.


