VIVA – Hampir tiga pekan bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda wilayah Aceh, Suamtera Utara dan Sumatera Barat. Menyusul dengan musibah tersebut, terlihat bendera putih berkibar di sejumlah titik di Aceh.
Dalam sejumlah video yang terekam di media sosial, terlihat bendera-bendera putih dipasang di sejumlah titik di wilayah Aceh salah satunya di Peurelak Timur Aceh Timur. Seperti dilihat dari akun TikTok @azmi.yahya terlihat sejumlah warga di Aceh memasang bendera putih di sejumlah jalan. Bahkan terlihat juga sebuah mobil menempelkan bendera putih di bagian belakang body mobil itu.
Bendera putih dikenal publik sebagai tanda menyerah. Penggunaan bendera putih ini mulai terlihat digunakan sejak abad ke-16. Hal ini bermula dari pelaut Inggris, George Best pelaut Inggris yang mengibarkan bendera putih untuk menunjukkan niat damai.
Bendera putih mungkin populer karena praktis, kain putih juga mudah ditemukan dari pakaian tentara dan jelas terlihat di medan perang.
”Sebenarnya ungkapan bendera putih ini sebenarnya tanda menyerah kami. Menyerah dalam artian dari segi ekonomi, dari segi bantuan, dari segi infrastuktur, kami butuh semua tadi itu sebenarnya. Jadi sebenarnya kalau pun dalam perang namanya bendera putuh, nah kami menyerah jadi kami ekspresikan dengan menyerah kami dengan bendera putih,” kata salah satu warga Aceh, Irwansyah dikutip dari tayangan YouTube, Rabu 17 Desember 2025.
Data jumlah korban jiwa
Menurut data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu 16 Desember 2025, jumlah korban tewas akibat bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat kembali bertambah. Tercatat sebanyak 1.053 orang meninggal dunia akibat bencana ini.
Per 16 Desember 2025, setidaknya 23 jenazah di Aceh dan Tapanuli Tengah dengan rincian 17 jasad ditemukan di Aceh Tamiang dan 1 jasad ditemukan di Aceh Utara. Sementara itu, lima jenazah lainnya ditemukan di Tapanuli Tengah.
Sementara itu, hingga 16 Desember tercatat sebanyak 200 orang hilang akibat musibah tersebut dan 606.040 orang tercatat mengungsi.




