Terapkan Zero Waste, Begini SPPG Mutiara Keraton Solo di Bogor Kelola Sisa MBG

kumparan.com
11 jam lalu
Cover Berita

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mutiara Keraton Solo di Bogor menerapkan sistem pengelolaan sisa makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berbasis pemanfaatan ulang bahan organik. Mulai dari pakan ternak hingga pupuk, sebagai upaya mencapai zero waste.

Pengelola SPPG Mutiara Keraton Solo, Sujimin atau yang akrab disapa Jimmy Hantu, menjelaskan bahwa sisa MBG dikelola secara berputar agar tidak berakhir sebagai sampah.

“Sisa bahan dari MBG mulai dari lost-nya sampai waste-nya. Contoh misalkan kadang-kadang saya juga beli buah, buahnya kan pakai peti. Lah petinya kan saya punya pabrik tahu. Kayunya kan bisa untuk bikin tahu,” kata Jimmy saat ditemui di SPPG Mutiara Keraton Solo, Tamansari, Bogor, Selasa (16/12).

“Misalkan saya kadang-kadang beli tauge. Taugenya kadang ada pakai daun pisang. Daun pisangnya saya jadikan pupuk,” lanjutnya.

Ia menyebut, potongan sayur dan limbah makanan langsung dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang dikelola di sekitar SPPG. Jimmy memang memiliki peternakan di dekat dapur SPPG.

“Kalau toh misalkan saya juga beli jagung atau beli buncis. Potongan buncisnya tak kasihkan kalkun, saya kasihkan ikan, saya kasihkan ayam, ayamnya gendut,” ujar Jimmy.

“Kalau toh nggak habis lagi, itu limbah makanan misalkan. Limbah makanan juga enak lagi, yang mengandung lemak saya kasihkan ke ayam, saya kasihkan ke bebek, entok, kalkun, dan sebagainya,” sambung dia.

Jika limbah makanan masih tersisa, maka proses pengelolaan tetap berlanjut hingga menjadi pupuk alami.

“Kalau pun toh nanti sisa misalkan. Oh bebek, entok, nggak habis lagi. Saya tutupin pakai tanah maka jadi pupuk. Satu bulan mendatang saya buka banyak cacing, cacing yang makan, entok lagi,” ungkap Jimmy.

“Bebek, entoknya banyak telurnya, saya jadikan roti, saya jadikan telur ceplok, saya kasihkan ke anak-anak. Prosesnya mutar semacam tadi. Termasuk kalkun, gitu loh,” tambahnya.

Menurut Jimmy, praktik pengelolaan limbah organik tersebut telah ia terapkan sejak lama dan tidak menemui kendala berarti.

“Karena saya dari tahun 2006 masuk Bogor itu sudah begitu. Jadi nggak ada problem gitu loh. Karena bicara organik ini kan jadi pupuk sama pakan kan pasti. Kok orang masih membuang pupuk sama pakan, ini kan berarti ada sesuatu masalah di dalam rumah tangga kita,” katanya.

Terkait mekanisme pemilahan sampah dari sekolah penerima MBG, Jimmy mengatakan pemilahan bisa dilakukan baik di sekolah maupun di SPPG.

“Gini, kadang-kadang sekolahan itu yang mana memilahkan. Oke ini kulit jeruk. Oh ini yang mana di sana limbah bekas botol minuman susu, oke dipisahkan. Tapi kalau pun toh nggak dipisahkan, bagi kami enggak masalah. Kenapa? Karena kami punya tim memisahkan lagi,” tuturnya.

Ia menambahkan, proses pemilahan di SPPG didukung jumlah tenaga kerja yang cukup.

“Kan karyawan dari BGN banyak. Satu dapur 47 loh. 47 orang ini lumayan banyak,” ucapnya.

Lebih lanjut, Jimmy menilai pengelolaan zero waste tersebut juga berdampak pada penguatan ekonomi sirkular di lingkungan SPPG.

“Kalau keuntungannya ya kalau saya mengatakan 1000% untunglah. Saya punya ikan banyak, saya nggak beli pakan kok. Saya punya kalkun banyak, saya nggak beli pakan. Saya punya entok banyak, bahkan telurnya banyak sekali, nggak beli pakan lagi, ya sangat untung,” ungkap dia.

Selain itu, ia menyebut dampak sosialnya dirasakan langsung oleh warga sekitar.

“Kalau lingkungan sekitar sangat senang banget. Satu, udaranya pasti bagus, jelas. Terus sekitarnya dari sini semua karyawan, 98% warga sekitar,” jelas Jimmy.

SPPG Mutiara Keraton Solo juga menggandeng mitra peternak lokal dalam rantai pasok bahan pangan MBG.

“Kan dulu orang yang nggak bisa ternak lele kita ajarin bagaimana ternak lele, kita ajarin cara membikin hatcher lele, ajarin juga bagaimana bikin pakan lele dan sebagainya. Kita ajarin, setelah kita ajarin, akhirnya apa? Lele yang dia bikin, lele yang dia ternak, nanti saya ambil,” jelas Jimmy.

Dengan sistem tersebut, SPPG Mutiara Keraton Solo memastikan sisa MBG tidak terbuang, melainkan kembali masuk dalam siklus pangan dan lingkungan secara berkelanjutan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Prabowo Tepuk Tangan! Mentan Amran Pamer Dapat Penghargaan FAO
• 5 jam lalukompas.tv
thumb
KPK akan periksa SF Hariyanto usai geledah rumah pribadi dan rumdin
• 17 jam laluantaranews.com
thumb
Boni Hargens Sebut Perpol Nomor 10/2025 Tak Melanggar Putusan MK, Begini Penjelasannya
• 1 jam lalujpnn.com
thumb
KPK hentikan penyidikan kasus dana hibah Jatim untuk tersangka Kusnadi
• 9 jam laluantaranews.com
thumb
Zulhas: Harga Beras Dunia Turun karena Indonesia Setop Impor
• 14 jam lalukatadata.co.id
Berhasil disimpan.