Bisnis.com, JAKARTA – Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) diproyeksi bakal dapat tenaga katalis positif di momen perayaan natal 2025 dan tahun baru 2026.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Iman Gunadi mengatakan efek Nataru tahun ini bagi JPFA dan CPIN akan bersifat reinforcing, alias memperkuat tren yang sudah ada, bukan menciptakan momentum lonjakan baru.
Iman merinci, JPFA sudah mencatat kinerja kuartal III/2025 yang sangat kuat, ditopang pemulihan harga broiler dan ayam usia satu hari (DOC) serta perbaikan margin di segmen commercial farm dan poultry processing.
"Dengan kondisi suplai yang lebih ketat akibat voluntary culling dan penurunan kuota impor grand parent stock (GPS), Nataru cenderung menjaga volume dan margin tetap solid hingga akhir tahun," kata Imam kepada Bisnis, Selasa (16/12/2025).
Dibandingkan dengan kompetitornya, dia menilai CPIN memiliki leverage yang lebih besar terhadap penguatan harga ayam hidup, sehingga potensi kontribusi Nataru ke kinerja kuartal IV/2025 relatif lebih terasa, terutama dari segmen broiler yang telah berbalik mencetak laba signifikan sejak kuartal III/2025.
Sementara itu, dari sisi sentimen pasar, Nataru 2025 menurutnya lebih berkualitas dibanding katalis musiman Lebaran di kuartal I/2025 lalu. Hal yang membedakan menurut Iman adalah momen Nataru kali ini didukung oleh perbaikan struktur industri unggas Tanah Air.
Iman mengatakan pada kuartal I/2025 ketika ada Lebaran, dampaknya belum terasa signifikan di kinerja kedua saham unggas karena tekanan oversupply dan harga yang masih lemah.
"Untuk kuartal IV/2025, persepsi investor terhadap JPFA cenderung lebih selektif karena sebagian sentimen positif sudah tercermin di harga saham, sehingga upside bergantung pada potensi earning's surprise. Sebaliknya, CPIN dinilai masih memiliki ruang apresiasi yang lebih menarik, mengingat revisi naik proyeksi laba dan valuasi yang relatif masih di bawah rerata historis," tandasnya.
Di lantai bursa hari ini, Selasa (16/12/2025), saham JPFA tetap di harga Rp2.650. Secara year to date (YtD) harga JPFA meningkat 36,60%. Secara valuasi, level harga ini mencerminkan rasio price to earnings (PE) annualised 9,67 kali dengan rasio price to book value (PBV) 1,83 kali.
Sementara itu, saham CPIN hari ini ditutup koreksi 0,65% ke Rp4.560, level harga ini mencerminkan koreksi 4,20% secara YtD. Secara valuasi, rasio PE CPIN sebesar 16,67 kali dengan PBV 2,35 kali.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.




