Jakarta: Co-Chair of French Tech Indonesia, Reza Pir Nazar, menyoroti masih minimnya kerja sama teknologi dan investasi antara Prancis dan Indonesia, meskipun kedua negara memiliki potensi besar untuk berkolaborasi dalam pengembangan ekosistem inovasi dan startup.
Hal tersebut disampaikan Reza dalam konferensi pers peluncuran Tahun Inovasi Prancis–Indonesia 2026 di Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Reza menjelaskan bahwa French Tech hadir sebagai inisiatif global untuk membangun ekosistem dan komunitas teknologi lintas negara yang mampu menjembatani kolaborasi internasional.
“Yang kami lakukan adalah membangun ekosistem dengan membentuk komunitas di berbagai belahan dunia,” ujar Reza. Saat ini, French Tech telah memiliki 68 komunitas global yang terhubung dengan 40 komunitas di Prancis.
Ia mencontohkan ajang Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas sebagai salah satu ruang kolaborasi global, di mana lebih dari 150 startup Prancis akan berpartisipasi melalui jejaring French Tech. Menurutnya, konektivitas antarkomunitas ini memungkinkan kolaborasi tumbuh secara organik melalui komunikasi langsung dan pertemuan rutin.
Reza menyebut misi utama French Tech di luar Prancis adalah membangun komunitas yang saling terhubung dan relevan, sehingga membuka peluang kolaborasi konkret antarpelaku inovasi.
Misi kedua yang tak kalah penting, lanjutnya, adalah menjembatani hubungan teknologi dan investasi antara Prancis dan Indonesia. Ia mengakui bahwa kerja sama kedua negara di sektor tersebut masih sangat terbatas.
“Hari ini, hubungan Prancis dan Indonesia di bidang teknologi dan investasi masih sangat minim,” kata Reza.
Ia mencatat hampir tidak ada perusahaan modal ventura (venture capital/VC) asal Prancis yang beroperasi di Indonesia, begitu pula sebaliknya. Jumlah startup Prancis di Indonesia saat ini masih sekitar 10 perusahaan, sementara startup Indonesia yang beroperasi di Prancis nyaris tidak ada.
Menurut Reza, kondisi ini menunjukkan bahwa kedua negara belum sepenuhnya masuk dalam radar ekosistem teknologi masing-masing. “Kita perlu menciptakan jembatan agar kedua negara saling mengenal,” ujarnya. Startup dan Korporasi Selain itu, French Tech juga memposisikan diri sebagai penghubung antara startup dan dunia korporasi, terutama di tengah penurunan tajam pendanaan startup. Reza menyebut nilai investasi startup di Indonesia saat ini turun hingga 80 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam situasi tersebut, ia menilai akses ke korporasi menjadi kunci keberlangsungan startup. “Dengan menempatkan startup di hadapan korporasi, mereka bisa menciptakan peluang bisnis nyata dan menghasilkan pendapatan,” jelasnya.
French Tech, kata Reza, telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk French Chamber of Commerce (ICCI), Trade Advisors, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), serta membuka peluang kolaborasi dengan perusahaan global.
Ia juga memaparkan perkembangan komunitas French Tech di Indonesia yang kini memiliki lebih dari 400 anggota. Sekitar 50 persen anggota berasal dari Indonesia, 25 persen dari Prancis, dan sisanya dari berbagai negara lain. Aktivitas komunitas tersebut tersebar di Jakarta, Bali, serta sejumlah kota lain di Indonesia.
Reza menilai kolaborasi inovasi antara Prancis dan Indonesia memiliki peluang besar, mengingat kedua negara menghadapi tantangan serupa yang dapat diatasi melalui kerja sama teknologi.
“Kita perlu menciptakan jembatan agar startup Indonesia bisa masuk ke Prancis dan startup Prancis bisa datang ke Indonesia, belajar satu sama lain, dan bekerja bersama,” pungkasnya.
Baca juga: Bersama Prancis, Indonesia Didorong Bangun Ekosistem Inovasi Berbasis Lokalitas


