jpnn.com, JAKARTA - Delegasi Indonesia baru saja kembali pada Senin (15/12) malam pukul 23:00 WIB setelah mengikuti pergelaran Forum Global Leadership Summit (GLS) 2025 di Bangkok, Thailand pada 14 Desember 2025.
Delegasi Indonesia berhasil membawa pulang Piala dan Medali -- Award Global Innovation and Technology Leadership -- dan mendapat apresiasi internasional atas kontribusi signifikan negara dalam isu-isu global, terutama terkait Sustainable Development Goals (SDGs) dan stabilitas geopolitik kawasan.
BACA JUGA: Indonesia Productivity Summit 2025 Siap Digelar untuk Perkuat Produktivitas Nasional
Global Leadership Summit adalah sebuah program Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) yang berfokus pada pembahasan transformational Leadership, Leadership in Crisis, Ethical & Values-Based Leadership dan Leading in Uncertainty & Al Era.
Ketua Delegasi Indonesia Brigjen TNI (Mar) Sandy Muchjidin Latief, S.IP, yang meraih Award of Achievment pada event tersebut menegaskan persiapan delegasi Indonesia dalam menghadapi forum kepemimpinan global ini sangat matang dan terstruktur.
BACA JUGA: Acer Edu Summit 2025 Dukung Akselerasi Pendidikan Indonesia lewat Teknologi AI
“Kami datang dengan kesiapan yang sangat mapan. Poin-poin pesan kami mengenai kontribusi Indonesia terhadap Sustainable Development Goals disajikan dengan data dan pencapaian yang nyata,” ujar Brigjen Sandy Muchjidin Latief di Jakarta, Selasa (16/12/2025).
Menurut Sandy Muchjidin Latief, Indonesia memainkan peran yang sangat baik dalam upaya pencapaian tujuan-tujuan SDGs.
BACA JUGA: Devoteam CIO Summit 2025 Umumkan Ekspansi Agresif ke Asia Tenggara, Soroti Agentic AI
“Kami menyoroti kemajuan signifikan dalam pengentasan kemiskinan, pendidikan berkualitas, dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Ini adalah bukti komitmen kami terhadap Agenda 2030,” katanya.
Brigjen Sandy juga memberikan pandangan Indonesia yang konstruktif terkait stabilitas geopolitik kawasan, menekankan pentingnya dialog, kerja sama, dan sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian regional.
“Dalam menghadapi dinamika Geopolitik Kawasan, Indonesia selalu berpegang pada prinsip non-intervensi dan penyelesaian sengketa secara damai. Stabilitas kawasan adalah prasyarat utama untuk pembangunan berkelanjutan," ujar Sandy Muchjidin.
Dalam Forum Global Leadership Summit 2025 itu dihadiri lebih dari 100 negara dengan berbagai latar belakang profesi seperti aktivis, pemimpin bisnis internasional, akademisi global, dan praktisi kepemimpinan, Indonesia tampil memukau dengan meraih -- Award Global Innovation and Technology Leadership 2025, perolehan prestasi tersebut diraih oleh Michael Angelo Langie.
Suatu kebanggaan bagi Tanah Air Indonesia. Selain itu delegasi Indonesia mendapat penghargaan berupa (Certificate of Honor Distinguished Emblem For Positibe Social Development) yang diraih oleh Agustinus Tan, Ph.D.
Mikhael Angelo Langie, delegasi Indonesia yang meraih prestasi terbaik pada event tersebut menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam memelihara perdamaian dan keamanan global.
Menurut Mikhael, Global security bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau militer semata. Hal ini adalah tanggung jawab kolektif.
“Kami sebagai generasi muda harus menjadi penjaga perdamaian, mempromosikan toleransi, dan membangun jembatan antar budaya untuk memelihara perdamaian abadi. Tema-tema mengenai perdamaian dunia semuanya sudah ada di pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) kita,” kata Mikhael Angelo Langie.
Menurut Mikhael, dinamika yang terjadi di forum Global Leader Summit 2025 sangat banyak dengan berbagai kepentingan yang dibawa oleh berbagai delegasi dari seluruh dunia.
“Harapannya agar Indonesia menjadi pionir dalam memainkan peran regional maupun global untuk memelihara perdamaian, menjaga keamanan dan ketertiban, pentingnya persatuan dan kesatuan serta ketenangan sosial,” kata Mikhael.
Kehadiran delegasi Indonesia di ajang GLS 2025 di Bangkok ini diharapkan dapat makin memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di panggung global yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan dan perdamaian dunia.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari



