Lampung Geh, Pringsewu - Beredar video viral di media sosial aksi kekerasan yang melibatkan dua remaja putri. Peristiwa itu diketahui terjadi di halaman parkir Masjid As Saadah, Pekon Tanjung Rusia, Pardasuka, Pringsewu.
Dalam video yang diterima Lampung Geh, terlihat korban dipukul dan dijambak hingga terjatuh. Dilokasi tampak sejumlah pelajar menonton aksi kekerasan tersebut.
Kapolsek Pardasuka Iptu Bastari Supriyanto membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan peristiwa itu terjadi pada Senin (15/12) sekitar pukul 15.00 WIB.
Ia menyebutkan, aksi kekerasan itu melibatkan dua pelajar sekolah dasar berinisial MS (11) dan FKI (11). Keduanya merupakan warga Kecamatan Pardasuka.
Bastari mengungkapkan, kejadian berawal MS menghubungi FKI melalui pesan singkat dan mengajaknya bertemu. MS dan FKI sebelumnya tidak saling mengenal.
"FKI datang ke lokasi bersama seorang rekannya. Namun setibanya di lokasi, korban justru mengalami kekerasan hingga akhirnya kejadian tersebut terekam dan viral di media sosial," kata dia.
Bastari menjelaskan berdasarkan hasil pendalaman, aksi kekerasan itu dipicu persoalan asmara. Dimana, MS diduga tidak terima diputuskan oleh pacarnya. MS juga menduga FKI memiliki hubungan khusus dengan mantan pacar MS.
“Padahal berdasarkan keterangan yang kami peroleh, korban tidak memiliki hubungan apa pun dan hanya merupakan saudara sepupu dari mantan pacar MS,” jelas dia.
Bastari menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan keluarga dan aparatur pekon. Keduanya sepakat melakukan mediasi di rumah orang tua FKI.
"Pada Senin malam sekitar pukul 21.30 WIB kami melakukan mediasi di rumah orang tua FKI. Hasilnya, kedua belah pihak sepakat menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan," kata dia.
Bastari mengimbau para remaja agar tidak menyelesaikan permasalahan dengan kekerasan. Ia juga mengingatkan tindakan kekerasan, memiliki konsekuensi hukum meski dilakukan oleh anak di bawah umur.
“Anak-anak harus belajar mengendalikan emosi dan tidak mudah terprovokasi. Kekerasan bukan solusi, justru akan merugikan diri sendiri dan orang lain,” ujar Bastari.
Selain itu, Bastari meminta para orang tua agar lebih aktif mengawasi pergaulan anak, baik di lingkungan sekitar maupun di ruang digital. Menurutnya, keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak menjadi kunci utama dalam mencegah terjadinya konflik dan tindakan menyimpang.
“Peran orang tua sangat penting. Luangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak, awasi penggunaan media sosial, serta tanamkan nilai saling menghormati sejak dini,” tutup dia. (Yul/Lua)




