Ruas Jalan Lintas Timur (Jalintim) Palembang–Betung kembali diuji di tengah musim hujan. Titik vital penghubung aktivitas ekonomi dan distribusi logistik Sumatera Selatan itu mengalami ambles di Kilometer 13 sejak Senin (15/12/2025), memaksa arus lalu lintas berjalan satu arah dan berisiko mengganggu mobilitas ribuan kendaraan setiap hari.
Amblesnya badan jalan tak hanya menyempitkan jalur, tetapi juga memunculkan kekhawatiran baru bagi pengemudi. Retakan tanah yang terus melebar di bahu jalan menjadi ancaman nyata, terutama bagi kendaraan berat yang mendominasi lintasan tersebut.
Untuk mencegah terputusnya akses, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumsel bersama Satlantas Polres Banyuasin mengambil langkah darurat dengan memasang plat baja di atas titik longsoran. Upaya ini dilakukan agar kendaraan tetap dapat melintas sembari menunggu perbaikan permanen.
Kasat Lantas Polres Banyuasin, AKP Suwandi, mengatakan pemasangan plat baja merupakan solusi sementara yang paling memungkinkan di tengah kondisi debit air yang masih tinggi.
“Jika dibiarkan tanpa penanganan darurat, getaran kendaraan bisa memperparah kerusakan. Plat baja ini untuk menjaga keselamatan pengguna jalan dan memastikan jalur tetap hidup,” ujarnya, Selasa (16/12/2025).
Tingginya genangan air menjadi kendala utama dalam proses perbaikan. Lokasi ambles diketahui berada di jalur aliran air, ditambah suplai dari kawasan permukiman sekitar. Curah hujan yang belum mereda membuat air terus mengalir, menyulitkan alat berat dan pekerja melakukan penanganan struktural.
Tak hanya di KM 13, potensi bahaya juga terdeteksi di KM 17, tepatnya di sekitar simpang Kantor Lurah Sukomoro, Kecamatan Talang Kelapa. Di lokasi tersebut, bahu jalan dilaporkan mengalami longsor dan telah dipasangi spanduk peringatan untuk pengendara.
Guna mengantisipasi kemacetan panjang, personel Satlantas Polres Banyuasin dari Tim Pataka disiagakan di sejumlah titik. Pengaturan lalu lintas dilakukan secara bergantian dari arah Palembang maupun Betung agar arus kendaraan tetap bergerak.
Masyarakat pengguna Jalintim diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, mengurangi kecepatan, serta mematuhi arahan petugas hingga perbaikan tuntas dilakukan. Jalur ini menjadi nadi pergerakan ekonomi daerah—satu kelalaian kecil bisa berujung dampak besar bagi keselamatan dan distribusi logistik.



