Kesenjangan tersebut membuka peluang strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus menekan emisi sektor ketenagalistrikan. Pemanfaatan bioenergi RI masih rendah PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) pun terus mempercepat pemanfaatan bioenergi sebagai bagian dari agenda transisi energi perusahaan.
Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menjelaskan tren pemanfaatan bioenergi secara global berkembang sangat pesat. Sejumlah negara seperti Finlandia, Swedia, dan Austria bahkan telah menjadikan bioenergi sebagai sumber utama energi terbarukan.
Sementara itu, pemanfaatan bioenergi di Indonesia masih berada di kisaran 5 persen dari total potensi nasional.
“Ini adalah peluang besar bagi Indonesia. Potensinya ada, tetapi ekosistem supply chain biomassa harus dibangun lebih kuat agar bisa mendukung pembangkit listrik secara berkelanjutan,” ujar Hokkop dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Desember 2025.
Baca juga: Marketplace Biomassa Kuatkan Transisi Energi Hijau Nasional Potensi biomassa tersebar di seluruh Indonesia Hasil pemetaan bersama pemerintah menunjukkan bahwa potensi biomassa tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan kontribusi terbesar berasal dari Sumatra. Sumber biomassa dominan antara lain berasal dari limbah industri kelapa sawit, kayu, serta sektor pertanian.
Sayangnya, sebagian besar potensi tersebut masih belum terserap secara optimal sebagai sumber energi.
Pemanfaatan bioenergi menjadi bagian penting dari strategi dekarbonisasi PLN, sejalan dengan target Net Zero Emissions (NZE) 2060.
Pemerintah melalui enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) menargetkan pemanfaatan 9 juta ton biomassa pada 2030 untuk mendukung program cofiring atau substitusi sebagian batu bara di PLTU.
Hingga 30 November 2025, PLN EPI mencatat program cofiring telah diterapkan di 49 PLTU. Total biomassa yang disalurkan mencapai 2,2 juta ton, dengan kontribusi pengurangan emisi sebesar 2,53 juta ton CO₂e.
Jenis biomassa yang lolos uji kualitas juga meningkat menjadi 14 jenis, termasuk limbah sawit, limbah pertanian, hingga sampah kota terolah (solid recovered fuel/SRF). Target pemanfaatan biomassa sepanjang 2025 sendiri ditetapkan sebesar 3 juta ton. Dedieselisasi dan biogas untuk wilayah terpencil Selain cofiring, PLN EPI juga mengembangkan program dedieselisasi serta produksi biogas dan Bio-CNG dari limbah cair sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME). Program ini diarahkan sebagai alternatif bahan bakar pembangkit gas dan mesin diesel.
Langkah tersebut diharapkan dapat menekan biaya operasional, khususnya di wilayah terpencil yang selama ini masih bergantung pada bahan bakar minyak (BBM) impor.
“Tantangan kita adalah memastikan pasokan biomassa berkelanjutan. Karena itu, kami melibatkan koperasi, BUMDes, dan sektor swasta dalam pengembangan hub produksi biomassa,” kata Hokkop.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)




