Warga dan Petugas Berjibaku Membuka Akses ke Batu Busuak, Kota Padang 

kompas.id
8 jam lalu
Cover Berita

PADANG, KOMPAS - Masyarakat dan petugas berjibaku menyambung kembali jalan yang terputus akibat banjir bandang di Batu Busuak, Kota Padang, Sumatera Barat. Dengan gotong-royong warga dan petugas, akses satu-satunya ke permukiman di seberang Sungai Kuranji itu dapat dilewati kembali oleh kendaraan roda dua secara darurat.

Pantauan Kompas di sekitar Jembatan Batu Busuak, Selasa (16/12/2025) siang hingga sore, warga sudah bisa keluar-masuk ke daerah Batu Busuak secara darurat. Pejalan kaki melewati barisan batu yang disusun warga di atas bekas jalan yang tergerus sungai, sedangkan sepeda motor menempuh jalan yang becek dan berlumpur.

"Alhamdulillah, jalan bisa dilewati secara darurat. Setidaknya sepeda motor bisa keluar-masuk untuk membawa hasil panen durian dan keperluan lainnya. Kemarin seharian putus total," kata Darmawi (67), warga Batu Busuak, Selasa sore.

Sebelumnya, banjir bandang susulan pada Minggu (14/12/2025) memutus jalan di sekitar Jembatan Batu Busuak yang menghubungkan dua kelurahan, yaitu Lambung Bukit dan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh. Jalan terputus sepanjang sekitar 100 meter dari pangkal jembatan ke arah Batu Busuak akibat tergerus sungai yang berbelok.

Akibat jalan terputus, sebanyak 300-400 keluarga terisolasi di daerah Batu Busuak, Kelurahan Lambung Bukit. Untuk dapat keluar-masuk, warga Batu Busuak mesti memanjat bukit dan berjalan kaki sekitar 160-200 meter dengan medan terjal dan licin (Kompas.id, 15/12/2025).

Selasa pagi, masyarakat Batu Busuak dan TNI bergotong-royong menyusun bebatuan di bekas jalan yang masih dialiri sungai. Barisan bebatuan itu jadi jalur darurat bagi pejalan kaki sekaligus penghambat aliran sungai agar bekas jalan juga dapat dilewati kendaraan roda dua.

"Kami berinisiatif membuat jalur darurat sejak pukul 08.00. Ada 30 orang yang terlibat. Setidaknya bisa dilewati dengan jalan kaki dan roda dua," kata Iswanto (43), warga sekaligus anggota organisasi pemuda Batu Busuak.

Pada Selasa siang, kata Iswanto, personel dari Polri turut membantu membenahi jalan. Dari pantauan Kompas, Selasa siang, polisi fokus memadatkan dan memperhalus tanjakan dari jalan darurat ke jembatan supaya tidak begitu terjal.

Sementara itu, lima alat berat di sekitar Jembatan Batu Busuak berupaya memperbaiki alur sungai yang bercabang-cabang dan melebar ke arah jalan. Sekitar pukul 15.30, aliran sungai yang berbelok dan menggerus jalan serta mengantam pondasi jembatan kembali bergeser ke bawah jembatan.

Adapun petugas PLN berjibaku memulihkan aliran listrik yang kembali terputus sejak Minggu (14/12/2025) akibat banjir bandang susulan. Petugas mendirikan tiang-tiang listrik yang tumbang dan menyambungkan kembali kabel-kabel.

Baca JugaKembali Dilanda Banjir Bandang, Ratusan Keluarga Terisolasi di Batu Busuak, Kota Padang

Darmawi berharap ke depan jalan tersebut dapat kembali pulih seperti sediakala, begitu pula aliran listriknya. "Supaya masyarakat dapat berangsur bangkit dari bencana," katanya.

Banjir bandang atau galodo bertubi-tubi melanda permukiman di hulu DAS Kuranji di Kecamatan Pauh sejak Senin (24/11/2025). Galodo terparah terjadi pada Kamis (27/11/2025). Hingga kini, air bah masih datang saat turun hujan lebat di lokasi yang berdekatan dengan Kampus Universitas Andalas tersebut.

Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Pauh, Defriandi, Senin (15/12/2025), mengatakan, sebagian besar warga yang rumahnya tak dapat ditempati lagi diungsikan ke rusunawa sebagai hunian sementara atau mengontrak atau menumpang di rumah lain. Sebagian kecil memang masih ada yang bertahan di sekitar rumah dengan berbagai alasan.

”Sebagian besar warga sudah pindah. Namun, ada beberapa yang menunggu bantuan, itu kemarin yang terjebak banjir. Kami telah meminta masyarakat untuk mengosongkan rumah yang berada di kiri-kanan sungai,” katanya.

Potensi bencana susulan

Secara terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau-Padang Pariaman BMKG Desindra Deddy Kurniawan mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan. Hujan lebat berpotensi turun hampir di seluruh wilayah Sumbar hingga akhir tahun 2025.

"Beberapa hari ke depan, bahkan hingga akhir Desember 2025, Sumbar masih dalam masa puncak musim hujan. Curah hujan masif di wilayah Sumbar," kata Desindra.

Desindra menjelaskan, penyebab masifnya curah hujan di Sumbar adalah masih aktifnya Indian Ocean Dipole di Sumatera. Selain itu, hangatnya suhu muka laut juga berpengaruh signifikan karena pasokan uap air melimpah yang jadi pemicu pembentukan awan-awan hujan di Sumbar.

"Yang dikhawatirkan adalah siklon tropis, seperti Siklon Senyar kemarin. Mudah-mudahan itu tidak ada lagi. Akumulasi faktor global, regional, lokal, dan siklon tropis itu dapat menyebabkan hujan ekstrem hingga berhari-hari," ujarnya.

Desindra menjelaskan, terlepas dari pengaruh siklon tropis, curah hujan harian di Sumbar memang ekstrem dengan intensitas bisa lebih dari 100 milimeter. Situasi tersebut dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan longsor.

"Masyarakat diminta selalu waspada dan selalu mengenali lokasi tempat tinggal, di datar tinggi, pinggir sungai, dan pesisir, untuk menghindari longsor, banjir bandang, dan banjir rob. Selalu perbarui informasi cuaca dari BMKG," katanya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
DKI Jakarta Operasikan 148 Truk Compactor Baru untuk Angkut Sampah ke RDF Rorotan
• 1 jam lalupantau.com
thumb
Harga Emas Pangkas Kenaikan, Progres Damai Ukraina Redam Safe Haven
• 19 jam laluidxchannel.com
thumb
Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun: ADKASI Kawal Realisasi APBD TA 2026, TKD Diusulkan Naik
• 18 jam lalutvonenews.com
thumb
Nadiem Makarim Disidang Hari ini, Agendanya Pembacaan Dakwaan Kasus Korupsi Pengadaan Laptop Chromebook yang Rugikan Negara Rp 2,1 Triliun
• 18 jam lalumerahputih.com
thumb
Normalisasi Kendaraan Lebih Dimensi Digencarkan di Jawa Timur Jelang Zero ODOL 2027
• 7 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.