tvOnenews.com - PSSI bersiap mengambil keputusan penting yang akan menentukan arah masa depan Timnas Indonesia.
Setelah kegagalan menembus Piala Dunia 2026, federasi kini memasang target jangka panjang yang jauh lebih ambisius: membawa Garuda tampil di Piala Dunia 2030.
Dalam waktu dekat, publik akan segera mengetahui siapa sosok pelatih baru yang dipercaya memimpin Timnas Indonesia senior.
Pengumuman pelatih anyar ini menjadi penanda dimulainya era baru pembangunan Timnas. Namun di balik optimisme tersebut, proses pencarian ternyata tidak berjalan mulus. Sejumlah nama yang sempat mengemuka justru memilih mundur dari radar PSSI.
Kandidat seperti Timur Kapadze dan John Heitinga dipastikan tak lagi menjadi opsi, menambah kompleksitas dalam menentukan nahkoda yang benar-benar sesuai dengan visi besar federasi.
- instagram John Heitinga
Target Piala Dunia 2030: PSSI Pasang Standar Tinggi
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Endri Erawan, menegaskan bahwa target Timnas Indonesia ke depan bukan sekadar partisipasi di level Asia, melainkan bersaing di panggung dunia. Hal itu ia sampaikan dalam jumpa pers di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (16/12/2025), bersama Ketua BTN PSSI Sumardji.
“Pesan dari pak Ketum PSSI (Erick Thohir) dan pak Sumardji, target kita tidak main-main. Kita ingin berusaha lolos di Piala Dunia 2030. Makanya kita harus cari pelatih kompeten, punya jejak karier bagus, dan terpenting well prepared,” ujar Endri.
Endri menekankan bahwa kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026 bersama Patrick Kluivert menjadi pelajaran berharga. PSSI tak ingin mengulang kesalahan serupa dengan memilih pelatih tanpa pertimbangan matang.
“Kami tidak ingin beli kucing dalam karung. Kami ingin pelatih terbaik yang betul-betul hatinya untuk Indonesia karena kami tidak mau terjadi kejadian kurang baik sebelum ini,” tegasnya.
Seleksi Ketat ala Era Shin Tae-yong
Dalam proses pencarian pelatih baru, PSSI menerapkan metode seleksi yang ketat, serupa dengan mekanisme saat menunjuk Shin Tae-yong pada awal 2020. Endri mengungkapkan bahwa pihaknya telah mewawancarai lima kandidat di Eropa dan kini mengerucut pada dua nama terkuat.



