REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polemik mie babi yang dijual penjual di Jalan Cibadak, Kota Bandung, Jawa Barat, tanpa mencantumkan logo non halal, terus menuai pro dan kontra. Apalagi penjual mie tersebut memakai atribut umat Islam dengan berpeci dan memakai jilbab. Padahal babi adalah salah satu makanan yang bagi umat Islam haram dikonsumsi. Lantas, jika babi diharamkan, untuk apa Allah menciptakan makhluk tersebut?
Bagi umat Islam, babi adalah hewan yang haram untuk dikonsumsi, dan dimanfaatkan seluruh bagian tubuhnya. Mulai dari bulu, kulit, sampai daging. Dalam Alquran Surah Al-Baqarah 173 dijelaskan babi termasuk ke dalam salah satu makanan haram, bersama darah, bangkai dan turunannya.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});“Bagi umat Islam, babi tidak dimakan sebagaimana disebut Alquran Al-Baqarah 173 dalam kondisi normal (boleh ketika emergency). Tapi ayat ini bukan perintah takutlah atau bencilah babi. Babi juga ciptaan Tuhan. Tidak juga ada perintah bencilah orang-orang yang makan babi,” ujar Pengurus PCIM Amerika Serikat, Muhamad Ali seperti dinukil dari situs resmi Muhammadiyah.
Tak hanya umat Islam, secara umum umat Yahudi juga mengharamkan mengkonsumsi babi dengan alasan yang beragam. Ali berkata, ada yang beranggapan babi dianggap tidak bersih dan faktor ekologis di Timur Tengah. Namun ada juga faktor tabu sosial.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}"Akan tetapi, sebagian besar umat Kristiani, kecuali Kristen ortodoks, membolehkan konsumsi babi," ucap pengajar di University of California ini.
Alasan “saintifik” bahwa babi mengandung cacing dan sumber penyakit yang sering disebut sebagai alasan keharaman tidaklah benar-benar saintifik. Dijelaskan Ali, miliyaran orang Kristen dan banyak penganut agama dan budaya, mengkonsumsi babi dan tidak ada itu bukti babi sumber penyakit.
“Banyak penganut agama lokal di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, mengkonsumsi babi dan babi terbukti bukan penyebab penyakit manusia. Kalau babi berbahaya karena bakteri atau virus, seluruh ilmuwan pasti sudah lama sepakat babi dilarang dikonsumsi,” terang Ali.
Karena itu, Ali menyimpulkan pelarangan konsumsi babi lebih merupakan perkara keimanan, pemaknaan bersih tidaknya hewan tertentu (purity), persepsi, tabu, tradisi, dan konteks, bukan perkara sumber penyakit dan kesehatan. Karena itu, penting saling memahami dan menghargai.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5446525/original/052059800_1765898173-1000101262.jpg)