VIVA – Tesla kembali menjadi sorotan menjelang akhir tahun 2025. Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat ini resmi menghadirkan pemangkasan harga dan berbagai promo menarik untuk beberapa model kendaraannya, khususnya Tesla Model Y.
Langkah ini dinilai sebagai strategi Tesla untuk mendorong penjualan di penghujung tahun sekaligus menarik minat konsumen di tengah persaingan pasar kendaraan listrik yang semakin ketat.
- Dok: Tesla
Dikutip VIVA dari SlashGear Rabu, 17 Desember 2025, salah satu penawaran utama datang dari Tesla Model Y versi Standard yang kini dijual dengan harga mulai USD 39.990 atau setara Rp666 jutaan, belum termasuk biaya pengiriman.
Harga tersebut turun cukup signifikan dibandingkan harga sebelumnya yang berada di kisaran USD 44.990 atau setara Rp832 jutaan. Dengan penurunan sekitar USD 5.000 atau setara Rp83 jutaan, Model Y menjadi salah satu SUV listrik paling kompetitif di kelasnya untuk pasar Amerika Serikat.
Tidak hanya menurunkan harga, Tesla juga menghadirkan program pembiayaan 0 persen bunga (APR) hingga tenor 72 bulan. Artinya, konsumen dapat membeli kendaraan tanpa tambahan bunga cicilan, sebuah penawaran yang jarang diberikan di industri otomotif.
Selain itu, Tesla turut menawarkan beberapa upgrade gratis, seperti pilihan warna cat premium, velg tertentu, atau tow hitch, tergantung ketersediaan unit.
Menariknya lagi, Tesla juga membuka opsi leasing tanpa uang muka untuk Model Y dalam periode promo ini. Skema tersebut memberikan fleksibilitas lebih bagi konsumen yang ingin menggunakan kendaraan listrik Tesla tanpa harus mengeluarkan biaya besar di awal.
Namun, promo akhir tahun ini memiliki batas waktu yang cukup ketat. Tesla menyebutkan bahwa penawaran khusus hanya berlaku hingga 26 Desember 2025, dengan syarat kendaraan harus diterima konsumen sebelum 31 Desember 2025.
Tesla juga menegaskan bahwa harga dan detail promo dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung kondisi pasar dan ketersediaan unit.
Langkah agresif ini tidak lepas dari kondisi pasar kendaraan listrik sepanjang 2025. Penjualan Tesla di Amerika Serikat dilaporkan mengalami perlambatan, terutama setelah berakhirnya sejumlah insentif pajak kendaraan listrik.
Selain itu, meningkatnya persaingan dari produsen mobil listrik lain turut memaksa Tesla menyesuaikan strategi harga agar tetap kompetitif.




