JAKARTA, DISWAY.ID -- Badan Gizi Nasional (BGN) tengah mengkaji peluang pemanfaatan limbah sisa makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk dimasukkan ke dalam skema perdagangan karbon.
Langkah ini dinilai strategis guna memperkuat keberlanjutan program, tidak hanya dari aspek gizi dan sosial, tetapi juga dari sisi lingkungan serta penerapan ekonomi sirkular.
Program MBG yang ditargetkan menjangkau jutaan penerima manfaat berpotensi menghasilkan volume limbah makanan yang cukup besar.
BACA JUGA:Dari SEVENTEEN sampai D6: Kisruh Konser K-Pop Dorong BPKN Siapkan Aturan Baru
BACA JUGA:Prabowo: Korupsi Selalu Menyengsarakan Rakyat, Pejabat yang Tak Setia Silahkan Mundur
Berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), timbulan sampah atau sisa makanan dari program ini diperkirakan mencapai 451 ribu hingga 603 ribu ton per tahun pada tahap konsumsi di sekolah.
Sisa makanan dalam jumlah besar yang tidak dikelola dengan baik berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada jejak karbon pangan.
Fokus pada Ekonomi Sirkular dan Pengurangan Emisi
Juru Bicara BGN Dian Fatwa mengatakan, selama ini pengurangan emisi dari limbah makanan belum dioptimalkan dan belum terstruktur sehingga belum dapat dimonetisasi melalui perdagangan karbon.
"Kita belum mampu mengoptimalkan, menjadikan upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca ini, metana ini, untuk bisa kita masukkan dalam mekanisme carbon trading,” kata Dian di Jimmy Hantu Foundation, Tamansari, Kabupaten Bogor, Selasa 16 Desember 2025.
BACA JUGA:Menkeu: Dana Otsus Papua 2026 Turun Jadi Rp10 Triliun
BACA JUGA:Prabowo Minta Wilayah Papua Ditanami Sawit, Tebu, dan Singkong demi Swasembada Energi
Menciptakan Nilai Ekonomi
Pengurangan emisi yang berhasil dicapai melalui pengelolaan limbah yang efektif ini dapat dikonversi menjadi kredit karbon, yang kemudian dapat diperdagangkan, memberikan insentif ekonomi bagi keberlanjutan program dan pengelolaan limbah di tingkat SPPG.
"Nah, dan kalau ini bisa kita cuankan, ini tentu akan membawa manfaat bagi dapur, bagi BGN itu sendiri, juga bagi masyarakat sekitar. Karena nanti misalkan ada orang-orang yang diuntungkan, ada orang yang akan mengambil sampah dan untuk dijadikan maggot,” tuturnya.
- 1
- 2
- »





