Kampanye Literasi Digital, Universitas Paramadina: Jaga Data, Jaga Diri

disway.id
6 jam lalu
Cover Berita

TANGERANG, DISWAY.ID -- Di tengah kehidupan masyarakat yang semakin lekat dengan gawai dan media sosial, ruang digital sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari-sehari sekaligus gaya hidup.

Berkomunikasi dan berbagi kabar dengan keluarga, hingga transaksi jual beli daring kini berlangsung hanya dalam hitungan detik.

Namun, di balik kemudahan tersebut, tersimpan risiko yang mengintai dan sering luput disadari.

BACA JUGA:Wow! Program MBG Terbukti Turunkan Angka Stunting Siswa 57 Persen di Kabupaten Bogor

BACA JUGA:Lowongan Kerja BUMN! PT Mitratani Dua Tujuh Buka Posisi Staf Optimalisasi Aset, Cek Kualifikasinya

Banyak pengguna internet, masih belum sepenuhnya memahami bahwa setiap unggahan, klik, dan pesan yang diterima dapat membawa konsekuensi terhadap keamanan diri dan keluarga. 

Berangkat dari realitas bahwa keamanan siber telah menjadi isu sosial yang mendesak, mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina menghadirkan “Kampanye Digital Safety Awareness: Edukasi Literasi Digital dan Keamanan Siber bagi Masyarakat di Era Media Sosial” sebagai bentuk pemberdayaan sosial berbasis literasi digital.

Program ini dirancang sebagai kegiatan edukatif, sekaligus ruang belajar bersama antara akademisi dan masyarakat untuk membangun kesadaran akan pentingnya keamanan menggunakan media sosial di era digital.

Kampanye ini dilaksanakan di lingkungan RW 014 Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, dengan melibatkan Klub Jantung Sehat Dasana bersama ibu-ibu PKK sebagai peserta utama.

BACA JUGA:Program MBG Bisa Jadi Instrumen Pengendali Harga

BACA JUGA:BGN Kaji Peluang Pemanfaatan Limbah Sisa Makanan Program MBG Menjadi Uang

Kelompok ini dipilih karena memiliki intensitas penggunaan media sosial dan transaksi digital yang tinggi dalam keseharian, mulai dari berkomunikasi di grup WhatsApp hingga kegiatan berbelanja daring.

Selain itu, hasil pemetaan sosial menunjukkan bahwa pemahaman mengenai risiko keamanan digital, seperti penipuan online, pencurian data pribadi, dan praktik oversharing, masih relatif terbatas.

“Yang paling penting dari kegiatan ini adalah kehadiran ibu-ibu semua sebagai audiens utama,” ujar Ketua RW 014, Bapak Karsan.

“Meski hingga saat ini belum ada pemetaan kasus penipuan digital secara spesifik di wilayah RW 014, kegiatan ini tetap relevan sebagai langkah antisipatif agar warga memiliki kesiapsiagaan sejak dini dalam menghadapi risiko kejahatan siber” lanjutnya.

  • 1
  • 2
  • 3
  • »

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pascabanjir di Padang, Penyintas Mulai Terserang ISPA dan Penyakit Kulit
• 21 jam lalusuara.com
thumb
Transfer Kontroversial, 5 Pemain Persija Ini Serentak Pindah ke Persib dan Kariernya Auto Meredup
• 14 jam lalutvonenews.com
thumb
Selain Ingin Tanami Sawit, Prabowo Punya Ambisi Ubah Perekonomian Papua Lebih Strategis
• 2 jam laludisway.id
thumb
Jason ingin hadiahkan bonus SEA Games 2025 untuk orang tua
• 13 jam laluantaranews.com
thumb
Nadiem Makarim Disebut Terima Rp809 Miliar di Kasus Korupsi Chromebook
• 23 jam laluviva.co.id
Berhasil disimpan.