FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ribuan orang meninggal karena bencana di Sumatera.
Per 16 Desember 2025, tercatat 1.053 orang yang tewas di bencana Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Rinciannya, 499 jiwa di Aceh, 360 jiwa di Sumatera Utara dan 244 jiwa di Sumatera Barat.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Mardani Ali Sera menyatakan, angka tidak bisa gambarkan kesedihan dan kehilangan. Rumah, sawah, jalan, jembatan, kebun, sekolah, pasar, rumah sakit hingga taman semua rusak.
“Belum lagi lumpur yang mengeras, sembako yang sulit hingga air bersih dan BBM-gas melon. Kita tidak punya waktu yang panjang untuk segera mengatasi masalah ini,” kata Mardani.
Dia kemudian kembali mendesak agar pemerintah pusat segera menetapkan status bencana nasional.
“Lagi-lagi keputusan politik yang berpihak ditunggu. Kita perlu komando yang jelas, petugas dan prajurit yang jelas, aksi yang jelas dan anggaran yang jelas,” tandasnya.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, menyatakan, operasi pencarian di bawah Basarnas memfokuskan beberapa sektor di setiap wilayah. Provinsi Aceh, pencarian masih berlangsung di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Bireuen.
Di wilayah Sumatra Utara, pencarian terbagi ke dalam 5 sektor yang ada di 3 wilayah kabupaten/kota. Operasi pencarian di Tapanuli Selatan dipersempit di wilayah Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru. Di Tapanuli Selatan, pencarian difokuskan pada dua sektor, yaitu di Kecamatan Sukabangun dan Aloban Bair, dan Kota Sibolga di Pancuran Gerobak, Kecamatan Sibolga Kota.
Operasi pencarian di Provinsi Sumatra Barat tertuju pada 5 sektor yaitu di Kecamatan Malalak dan Palembayan, Kabupaten Agam. Masing-masing satu sektor di aliran Sungai Batang Anai, yang berada di wilayah Kota Padang, Padang Pariaman dan Tanah Datar. (Self/Fajar)




