Bisnis.com, JAKARTA — PT Super Bank Indonesia Tbk. (SUPA) akan resmi listing perdana dengan melepas 4,40 miliar saham atau persisnya 4.406.612.300 lembar saham, setara 44.066.123 lot pada hari ini, Rabu (17/12/2025).
Pada penawaran umum, berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham Superbank mengalami total kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,97 kali.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip Rabu (17/12/2025), total pesanan saham SUPA mencapai 39,51 miliar saham atau tepatnya 39.510.494.600 lembar saham, dari rencana 4,40 miliar saham atau setara 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.
Sementara itu, berdasarkan pooling allotment (Penjatahan Terpusat) saham SUPA mencatatkan oversubscribed hingga 318,69 kali dengan total lebih dari 1 juta order.
CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menilai bahwa lonjakan permintaan pada IPO SUPA menjadi sinyal positif bagi pasar modal domestik, khususnya terhadap emiten berbasis digital.
“IPO SUPA mencetak rekor dengan tingkat oversubscription 318 kali dan permintaan investor lebih dari 1 juta order. mencerminkan kepercayaan pasar terhadap fundamental dan prospek Superbank,” ujarnya, Selasa (16/12/2025).
Baca Juga
- Melirik Saham Grup Emtek EMTK, BUKA, SCMA Cs saat Superbank (SUPA) Listing di BEI
- AKSI KORPORASI BANK : IPO Superbank Diserbu Investor
- Resmi IPO Besok (17/12), Calon Melejit ARA Saham Superbank (SUPA)
Menurut Bernadus, tingginya tingkat oversubscription berpotensi mendorong likuiditas perdagangan saham SUPA setelah pencatatan, sekaligus menjadi katalis bagi pengembangan sektor perbankan digital di Indonesia.
Respons pasar yang kuat menjelang pencatatan saham ini juga mempertegas masih solidnya selera investor terhadap IPO berkualitas, di tengah volatilitas pasar dan selektivitas investasi yang semakin ketat pada akhir 2025.
Sebelumnya, Super Bank Indonesia, emiten berkode saham SUPA tersebut telah mematok harga initial public offering (IPO) Rp635 per saham. Dengan demikian, total nilai penawaran umum mencapai Rp2.798.198.810.500 (Rp2,79 triliun).
Jumlah ini berada dalam rentang tengah dari harga bookbuilding yang ditawarkan pada level Rp525 - Rp695 per lembar saham.
Superbank berencana menggunakan dana hasil IPO sebesar 70% untuk modal kerja dalam rangka penyaluran kredit perseroan.
"Sisanya sekitar 30% dana hasil penawaran umum untuk belanja modal dalam rangka kegiatan usaha perseroan, termasuk namun tidak terbatas pengembangan produk pada pengembangan teknologi informasi yang mendukung pertumbuhan usaha," tulis dalam prospektus tersebut, Selasa (25/11/2025).
Secara rinci, dana untuk belanja modal akan mencakup pengembangan produk pendanaan dan pembiayaan perseroan, digital payment system, infrastruktur teknologi informasi, penguatan sistem operasional, investasi pada kecerdasan buatan (AI) dan data analitik, serta peningkatan keamanan siber.
Proses IPO Superbank dikawal oleh empat perusahaan sekuritas, yakni Mandiri Sekuritas, CLSA Sekuritas Indonesia, Trimegah Sekuritas Indonesia, dan Sucor Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi adalah Bahana Sekuritas, dan Korean Invesment and Sekuritas Indonesia (KISI).
Adapun, Superbank merupakan bank digital dengan nama awal PT Bank Fama International. Perusahaan ini berdiri di Bandung pada 1993. Pada awal 2023, namanya resmi menjadi Superbank dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta dengan kantor cabang di Jakarta dan Bandung. Superbank memasuki era baru ketika menjadi bagian dari.
Emtek Group pada akhir 2021, diikuti oleh Grab dan Singtel pada awal 2022, dan KakaoBank pada 2023 sebagai bagian dari konsorsium.
Memasuki 2024, Superbank memperkuat posisinya di ekosistem industri bank digital dengan meluncurkan berbagai produk tabungan dan pinjaman inovatif seperti Saku by Superbank, Celengan by Superbank, produk deposito dengan bunga kompetitif dan jangka waktu yang fleksibel, mulai dari 7 hari.
Kemudian, Superbank juga meluncurkan Pinjaman Atur Sendiri (PAS). Melalui kolaborasi strategis, Superbank bersama OVO juga merilis OVO Nabung, fitur yang dapat mengubah saldo OVO pengguna menjadi rekening tabungan berbunga.
Sampai 15 Agustus 2025, pemegang saham mayoritas Superbank adalah PT Elang Media Visitama yang menggenggam 31,11% kepemilikan, disusul PT Kudo Teknologi Indonesia, GXS Bank Pte. Ltd., dan A5-DB Holdings Pte. Ltd., yang masing-masing menggenggam 19,16%, 12%, dan 11,52% kepemilikan Superbank.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



