Penulis: Fityan
TVRINews – Sumatra Utara
25 Daerah Siaga Bencana: Aceh, Sumut, Sumbar
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan bahwa 25 wilayah setingkat kabupaten dan kota di tiga provinsi di Pulau Sumatera Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat masih mempertahankan status tanggap darurat menyusul dampak parah dari bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi.
Pengumuman ini menekankan kebutuhan berkelanjutan untuk respons cepat dan pemulihan awal di daerah tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa sejumlah besar daerah masih memerlukan penanganan darurat. "Kabupaten/kota yang kami tandai sebagai daerah berwarna merah, ini mengindikasikan bahwa wilayah tersebut masih dalam status tanggap darurat," jelas Muhari dalam sebuah konferensi pers virtual pada Selasa 16 Desember 2025 malam.
Sementara itu, terdapat pergeseran status di tiga kabupaten/kota lainnya yang kini memasuki fase transisi darurat.
Menurut Muhari, perubahan status ini menandai penghentian operasi pencarian dan pertolongan (SAR). Fokus kegiatan kini beralih pada fase pemulihan awal dan perencanaan jangka panjang.
"Yang berwarna biru sudah memetakan perpindahan status menjadi transisi darurat. Di masa transisi darurat, aspek pencarian dan pertolongan sudah tidak lagi dilakukan. Kami mulai fokus pada pemulihan awal, termasuk perencanaan untuk penyediaan hunian sementara dan recovery secara umum," tambahnya.
Daftar Wilayah Status Tanggap Darurat
Berikut adalah rincian kabupaten/kota yang dilaporkan BNPB masih berada dalam status tanggap darurat, menandakan tingkat keparahan yang memerlukan penanganan segera:
• Aceh (12 Wilayah) : Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Bener Meriah, Bireuen, Pidie Jaya, Aceh Tengah, Gayo Lues, Langsa, Lhokseumawe, Nagan Raya, dan Pidie.
• Sumatera Utara (8 Wilayah): Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Langkat, Kota Medan, Humbang Hasundutan, dan Nias Selatan.
• Sumatera Barat (5 Wilayah): Agam, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pesisir Selatan, dan Kota Pariaman.
Pencarian Korban Hilang Terus Berlanjut
Terlepas dari status wilayah, upaya pencarian korban yang dinyatakan hilang akibat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat masih terus dilaksanakan oleh tim gabungan. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto membenarkan bahwa operasi SAR masih berlangsung di beberapa titik terdampak.
"Pencarian korban terus kami lakukan. Update temuan tambahan setiap malam menunjukkan adanya perkembangan, ini bukan berarti ada korban jiwa baru, melainkan mereka yang sebelumnya masuk dalam daftar hilang," kata Suharyanto saat dihubungi pada Selasa 16 Desember 2025.
Suharyanto mengakui bahwa proses pencarian telah memasuki hari ke-19, melampaui standar operasional prosedur (SOP) umum bencana yang biasanya menetapkan waktu satu minggu. Keputusan untuk melanjutkan pencarian didasarkan pada permintaan dan kondisi di lapangan.
"Memang di bencana lain SOP-nya satu minggu, tetapi ini sampai hari ke-19 kami laksanakan saja. Ini berbeda-beda di setiap daerah. Di Mandailing Natal dan Humbang Hasundutan, misalnya, proses pencarian sudah dihentikan karena keluarga telah mengikhlaskan. Namun, di daerah lain, karena keluarga belum merelakan, kami terus mencari," jelasnya.
Tim gabungan yang terdiri dari BNPB, Basarnas, dan pemangku kepentingan terkait lainnya, masih melakukan penyisiran intensif di setiap lokasi terdampak. Medan yang luas dan sulit menjadi tantangan utama, namun upaya pencarian tetap menjadi prioritas utama. Suharyanto menegaskan bahwa penyisiran dilakukan secara menyeluruh.
"Kita mencari, sembari mencari kami juga memperbaiki jalur transportasi, jalur sungai. Ya, di setiap jengkal, dicari, disisir," pungkasnya.
Editor: Redaksi TVRINews



