Jakarta, tvOnenews.com – Kondisi retakan tanah di Bukit Rantau Pauh, Jorong Perhimpunan, Nagari Talu, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat semakin memburuk dan mengkhawatirkan.
Berdasarkan tinjauan warga, retakan tersebut telah melebar dan menurun hingga lebih dari 3 meter dengan panjang lebih dari 30 meter dalam satu minggu terakhir.
Jika terjadi longsor, diperkirakan sekitar 116 unit rumah dan ratusan kepala keluarga akan terkena dampak. Selain itu, ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat juga terancam tertutup.
Pantauan di lapangan juga menunjukkan telah terjadi longsoran kecil di bagian bawah tebing, dengan potensi longsoran susulan yang bisa menutup aliran sungai dan memicu banjir bandang.
Cuaca ekstrem dengan curah hujan terus-menerus semakin meningkatkan risiko. Beberapa hari lalu warga bersama PMI Kabupaten Pasaman Barat telah memasang sirine peringatan dan melakukan ronda selama seminggu terakhir.
Beberapa warga juga telah mengungsikan diri ke tempat yang lebih aman pada malam hari. Masyarakat berharap pemerintah segera bergerak cepat untuk mitigasi agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Selain itu, dalam upaya mendorong pemulihan pasca bencana, Keluarga Besar Koperasi Tambang Rakyat (KTR) Pasaman Barat mengunjungi lokasi bencana di Nagari Talu.
Turut hadir ketua KTR dari berbagai kabupaten di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau.
"Kami hadir disini untuk meninjau retakan juga sosialisasi kepada masyarakat untuk antisipasi bencana," kata Mulyadi.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya telah menurunkan 3 alat berat yang berhasil membuka jalan provinsi yang tertutup material longsor. Tim juga melakukan tinjauan kembali ke lokasi Pasanggiang, Nagari Talu, untuk memantau aliran sungai yang telah bergeser kurang lebih 100 meter.
Afni Nia Sari dari Bamus Nagari Talu juga menyampaikan perlunya reboisasi atau penanaman kembali pohon di area rawan longsor untuk mengurangi risiko di masa depan.


