Sejumlah upaya mitigasi bencana dilakukan di kawasan Perbukitan Menoreh. Perbukitan Menoreh merupakan kawasan pegunungan yang membentang di wilayah barat Kabupaten Kulon Progo, DIY; serta wilayah timur Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB), yang memiliki kewenangan mengembangkan kawasan Perbukitan Menoreh sebagai bagian dari Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur, menyadari adanya potensi bencana, seperti tanah longsor.
Oleh karena itu, dalam pengembangan kawasan tersebut disusun dokumen mengenai dampak lingkungan, terlebih aktivitas pariwisata yang terus berkembang di kawasan Menoreh.
“Salah satu arahan-arahannya memang pembangunan itu, contoh, yang tidak boleh dilakukan, mengebor air dalam kawasan itu tidak dilakukan karena menghindari risiko-risiko yang bisa terjadi,” kata Direktur Utama BPOB, Agustin Peranginangin, ditemui usai Paparan Akhir Tahun di Yogyakarta, Rabu (17/12).
Agustin menjelaskan, secara alamiah wilayah Menoreh memiliki tipe tanah merah dan batuan sehingga risiko longsor tergolong tinggi. Karena itu, penebangan hutan di kawasan tersebut harus dihindari.
“Yang kedua, kita mengurangi, menghindari penebangan lahan ya. Artinya, pembangunan pun disesuaikan dengan kontur yang ada. Nah, ini juga salah satu upaya-upaya untuk menghindari adanya longsor,” ujarnya.
Potensi Cuaca Ekstrem DesemberBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan saat ini terdapat tiga siklon yang bergerak masuk ke wilayah Indonesia.
Sejumlah wilayah pun diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi, termasuk di Pulau Jawa.
“Di Yogyakarta kita punya BMKG itu setiap hari menyampaikan informasi ada hujan tinggi, hujan lebat, angin, hampir 4-5 kali satu hari diupdate,” kata Agustin.
Sementara itu, Direktur Destinasi Pariwisata BPOB, Neysa Amelia, mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan, seperti BPBD, Tim SAR, hingga kepolisian.
“Kita menyusun rencana kerja bagaimana kita meningkatkan safety dan security sesuai arahan dengan Bu Menteri,” kata Neysa.
Ke depan, akan digelar simulasi kebencanaan bersama para pemangku kepentingan terkait.
“Akan ada simulasi di titik-titik destinasi yang memang membutuhkan perhatian khusus,” ujarnya.
Potensi LongsorSebelumnya, Dinas Pariwisata DIY menyampaikan terdapat tiga kawasan wisata di DIY yang memiliki potensi rawan longsor.
Ketiga kawasan tersebut adalah Perbukitan Menoreh, Pegunungan Sewu, serta Perbukitan Patuk-Imogiri.
“Berdasarkan hasil olahan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY terdapat tiga kawasan wisata yang mempunyai potensi rawan tanah longsor, yaitu Perbukitan Menoreh, Pegunungan Sewu, serta Perbukitan Patuk-Imogiri,” kata Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, dalam keterangannya, Selasa (9/12).
Meski demikian, berdasarkan data sejak 2023, peristiwa longsor hanya terjadi di area parkir Tebing Breksi.
“Selebihnya kejadian longsor tidak secara spesifik terjadi di destinasi wisata sehingga tidak berdampak kepada operasionalisasi destinasi,” katanya.
“Namun demikian, kejadian longsor di beberapa daerah juga berdampak pada kerusakan infrastruktur, khususnya jalan, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya akses,” ujarnya.
Imam menjelaskan, tanah longsor merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, pemetaan kawasan berpotensi rawan longsor menjadi prosedur standar sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.
Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada destinasi wisata yang ditutup.
“Dinas Pariwisata DIY menekankan bahwa semua destinasi di kawasan berpotensi bencana tetap aman untuk dikunjungi dan aktivitas wisata dapat dilakukan seperti biasa,” katanya.



