PENJUALAN properti lintas negara kerap menghadapi tantangan klasik, mulai dari keterbatasan akses data, perbedaan regulasi, hingga minimnya transparansi dalam proses transaksi dan pembagian komisi. Seiring meningkatnya minat investor global, termasuk dari Indonesia, terhadap pasar properti internasional, muncul kebutuhan akan model kolaborasi baru yang lebih terbuka, terukur, dan berbasis teknologi.
Terobosan dalam ekosistem properti global kini mengarah pada pemanfaatan platform digital terintegrasi yang memungkinkan agen, konsultan, hingga individu non-profesional terlibat secara legal dan transparan dalam proses penjualan lintas negara. Pendekatan ini tidak hanya memperluas jangkauan pasar, tetapi juga memperkuat kepercayaan antarpelaku industri di berbagai yurisdiksi.
Dalam kerangka tersebut, TEKCE Real Estate meluncurkan Program Partner dan Program Affiliate sebagai bagian dari upaya memperbarui cara kerja kemitraan internasional. Kedua inisiatif ini didukung oleh platform MyTEKCE serta aplikasi TEKCE App berbasis white-label, yang dirancang untuk menghadirkan visibilitas real-time atas seluruh tahapan transaksi, sekaligus membuka akses ke lebih dari 7.000 listing properti terverifikasi di Spanyol, Uni Emirat Arab, Turki, dan Siprus Utara.
Chief Operating Officer TEKCE Real Estate, Ozkan Tekçe, menekankan bahwa kepercayaan menjadi fondasi utama bisnis properti lintas negara.
"Bisnis properti pada akhirnya adalah bisnis kepercayaan. Karena itu kami membangun model yang memungkinkan semua pihak melihat secara jelas apa yang terjadi, kapan, dan alasannya," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa melalui MyTEKCE, mitra tidak sekadar bekerja sama dengan TEKCE, tetapi beroperasi di dalam satu sistem terpadu dengan identitas brand mereka sendiri, sekaligus memperoleh visibilitas penuh sejak tahap awal hingga pembayaran komisi.
Menurut Ozkan, peningkatan minat investor Indonesia terhadap pasar properti global, khususnya di Dubai, turut mendorong kebutuhan akan mitra yang kredibel dan sistem yang transparan. Model kemitraan ini dinilai relevan untuk menjawab kebutuhan tersebut, sekaligus membuka peluang kolaborasi lintas negara yang lebih berkelanjutan.
Melalui Partner Program, broker dan konsultan independen dapat tetap mendampingi klien mereka dalam transaksi lintas negara tanpa kehilangan relasi langsung. Seorang agen di Dubai, misalnya, dapat membantu klien membeli properti di Spanyol, atau konsultan di Eropa mendampingi klien ke Turki, dengan memanfaatkan infrastruktur dan inventaris TEKCE. Seluruh proses, mulai dari pendaftaran klien, komunikasi, hingga status transaksi dan komisi, dapat dipantau secara real-time melalui MyTEKCE.
Sementara itu, Affiliate Program memperluas partisipasi di luar profesi agen properti. Program ini terbuka bagi pelanggan lama, kreator digital, pelaku industri perjalanan, hingga pemasar daring. Dengan sistem tautan unik yang terintegrasi, setiap transaksi yang terverifikasi dapat menghasilkan pendapatan rujukan secara transparan, tanpa memerlukan lisensi agen. Pendekatan ini memperkenalkan model kolaborasi yang lebih inklusif dalam industri properti global.
Didukung oleh jaringan 20 kantor di lima negara, TEKCE memastikan ketersediaan listing yang andal dan pemahaman lokal di setiap pasar. Jaringan global ini menjadi fondasi bagi pengelolaan transaksi lintas negara yang lebih akurat dan efisien.
"Kolaborasi harus dapat diukur," kata Ozkan.
Ia menegaskan bahwa sistem CRM yang dikembangkan memungkinkan setiap tahapan proses dapat dilihat dan diverifikasi oleh seluruh pihak terkait. Dengan dukungan tim khusus Partner Management dan jaringan mitra di lebih dari 100 negara, TEKCE mendorong terciptanya ekosistem properti global yang lebih transparan, berbasis teknologi, dan berorientasi pada kepentingan klien. (E-1)



/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2025%2F12%2F05%2F0f611f99-0874-4a4e-8f32-5e6c875f49a4.jpg)
