jpnn.com, JAKARTA - Program Mangrove Sahabat Tambak Lestari (MESTI), sebuah inisiatif kolaborasi antara Chevron, Pemerintah Kabupaten Berau, Pact, dan organisasi nirlaba lokal, berhasil menuntaskan program tiga tahun (2022-2025) dengan hasil nyata bagi masyarakat.
Program tersebut dihadirkan untuk menjawab tantangan degradasi hutan mangrove akibat alih fungsi lahan menjadi tambak.
BACA JUGA: Jaga Alam, Tingkatkan Kualitas Hidup: bank bjb Tanam 10.000 Mangrove di Subang
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas mengatakan program MESTI berfokus pada dua desa pesisir di Kalimantan Timur, yakni Desa Pegat Batumbuk dan Tabalar Muara.
"Tujuan program ini yaitu meningkatkan produktivitas tambak udang sekaligus memulihkan ekosistem mangrove," kata Sri Juniarsih, Rabu (17/12).
BACA JUGA: Bersinergi dengan Berbagai Lintas Sektor, Blibli Tanam 16 Ribu Mangrove
Melalui pendekatan inovatif bernama SECURE, program ini menata ulang kawasan pesisir untuk budi daya, restorasi, dan perlindungan, memungkinkan petambak mendapatkan hasil panen yang lebih stabil di lahan yang lebih efisien.
Para petambak juga diikutkan dalam Field School dengan 15 modul pembelajaran, mulai dari pemetaan ekosistem hingga perencanaan usaha akuakultur, yang dilanjutkan dengan program Training of Trainers (ToT) agar pengetahuan dapat disebarluaskan.
BACA JUGA: Paiton EnergyâPOMI Tanam 2.500 Mangrove, Perkuat Ketahanan Pesisir Probolinggo
Dengan mengadopsi metode pembenihan terbaru, petambak berhasil meningkatkan kesehatan dan daya hidup benih udang.
Hasilnya, mereka mencapai produksi yang sama di lahan lebih kecil, mengurangi tekanan untuk membuka lahan mangrove baru.
Pendapatan rumah tangga rata-rata di kedua desa meningkat hampir 50% dari 2022 hingga 2025, dengan peningkatan langsung pendapatan petambak sebesar 12% pada periode 2023-2025.
"Saya melihat perbedaan yang jelas antara tambak udang sebelum dan sesudah menerapkan pendekatan SECURE,” ujar Bupati Berau sekaligus mengapresiasi hasil nyata program ini.
Dampak program juga dirasakan melalui pemberdayaan ekonomi perempuan.
Terbentuk tiga koperasi usaha dengan 53 anggota perempuan yang mengolah hasil tambak menjadi produk bernilai tambah seperti terasi dan stik kepiting.
Koperasi ini didukung dengan sistem tenaga surya berkapasitas 5 kWp dari Chevron, yang menghidupkan peralatan seperti blender, mesin sealer, dan pendingin.
Saat ini, koperasi menghasilkan pendapatan kolektif rata-rata Rp 40 juta per bulan.
“Bagi keluarga di sini, hutan mangrove dan tambak udang kini bukan lagi bertentangan, melainkan selaras,” kata Director Environment and Clean Energy Pact, David Bonnardeaux.
Selama tiga tahun, Program MESTI telah diimplementasikan di lahan percontohan seluas 110 hektar.
Dengan berakhirnya program, masyarakat kini meneruskan praktik tambak berbasis SECURE secara mandiri, membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pemulihan ekosistem dapat berjalan seiring.
“Program MESTI merupakan contoh bagaimana kami mendukung masyarakat lokal sekaligus mendorong praktik pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab,” pungkas Senior Manager Community and Reputation Chevron USA, Karen Rawls. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinjau Pengelolaan Mangrove & Konservasi Laut Kepri, Ditjen Bina Adwil Ingin Pastikan Keakurasian Data
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad




