Lampung Geh, Lampung Selatan - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak 14 Desember 2025, di Bandara Radin Inten II, Lampung Selatan.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem menyusul kemunculan bibit siklon di perairan sekitar Lampung.
Kepala BPBD Provinsi Lampung Rudy Sjawal Sugiarto menjelaskan, OMC dilakukan setelah terpantau Siklon 91S yang berkembang menjadi Siklon Mapung, serta kemunculan bibit siklon baru 92S yang dinilai berpotensi memicu hujan lebat di wilayah pesisir Lampung.
“Potensi ini dianggap membahayakan karena buntut dari siklon sudah mencapai wilayah pesisir Lampung. Awan-awan di perairan sekitar siklon juga sudah membesar,” kata Rudy, Rabu (17/12).
Merespons kondisi cuaca yang masuk kategori waspada, BNPB mengerahkan tim OMC dari pusat untuk melakukan penyemaian awan di wilayah barat Lampung.
Pada Rabu pagi, tim telah melaksanakan lima kali penerbangan penyemaian menggunakan bahan semai yang disesuaikan dengan kondisi awan.
“Alhamdulillah, pagi ini informasinya Siklon Mapung sudah bergerak menjauh. Namun masih terdapat awan-awan besar di sekitar wilayah barat Lampung,” ujar Rudy.
Ia menyebutkan, target penyemaian pada Rabu mencapai sekitar 10.000 nautical mile (NM). Penyemaian difokuskan pada awan-awan yang bergerak dari laut agar hujan dapat diturunkan sebelum awan memasuki daratan dan berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas tinggi.
Selama dua hari terakhir, penyemaian awan dilakukan di wilayah laut pesisir barat Lampung berdasarkan hasil asesmen Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Dari hasil pemantauan sementara, intensitas hujan di wilayah tersebut mulai mengalami penurunan.
“Untuk tahap pertama, OMC direncanakan berakhir besok. Namun melihat perkembangan awan di laut barat Lampung yang semakin membesar, kami memperkirakan akan dilakukan perpanjangan,” jelas dia.
Selain itu, BPBD Lampung juga menyiapkan posko bayangan di Bandara Krui, wilayah Pesisir Barat Lampung.
Posko tersebut disiapkan untuk menjangkau awan-awan yang posisinya lebih jauh dari garis pantai dan berpotensi memengaruhi wilayah Pesisir Barat, Lampung Barat, Pringsewu, serta Tanggamus.
“Kalau awan-awan ini tidak kita semai, dikhawatirkan akan bergabung dan memicu hujan besar di wilayah pesisir barat,” kata Rudy.
BNPB juga menyiapkan bahan semai berupa 10 hingga 15 ton garam serta sekitar 5 ton kapur tohor. Setiap penerbangan membawa muatan bahan semai sekitar satu ton.
“Dengan upaya ini, kami berharap potensi bencana hidrometeorologi di Lampung dapat ditekan,” tutup Rudy. (Cha/Lua)





