Caracas, VIVA – Venezuela menuduh Amerika Serikat melakukan "pembajakan maritim" setelah menyita kapal tanker pengiriman minyak Venezuela di perairan internasional.
Tuduhan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil dalam surat resmi kepada Presiden Dewan Keamanan (DK) PBB Samuel Žbogar, seperti dilaporkan Anadolu, Rabu, 17 Desember 2025.
Dalam surat itu, Venezuela menuding pasukan AS telah "secara paksa menaiki kapal swasta di laut lepas, melumpuhkan dan menculik awak kapal, serta menyita secara ilegal muatan minyak Venezuela."
Pemerintah Venezuela menegaskan bahwa minyak yang disita merupakan bagian dari operasi komersial reguler yang sah dan sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional.
- Sky news
Gil menyatakan insiden tersebut bukan peristiwa terpisah, melainkan bagian dari kebijakan berkelanjutan berupa pemaksaan dan agresi oleh Amerika Serikat. Kebijakan itu, menurutnya, dijalankan melalui langkah-langkah pemaksaan sepihak yang ilegal dan tidak sah.
Surat tersebut juga merujuk pada Pasal 101 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang mendefinisikan pembajakan. Venezuela menilai tindakan AS sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap rezim hukum internasional yang melindungi kebebasan navigasi dan perdagangan sah.
Venezuela menuntut Amerika Serikat segera membebaskan awak kapal yang ditahan, mengembalikan muatan minyak yang disita, serta menghentikan segala bentuk campur tangan terhadap perdagangan sah negara tersebut.
Selain itu, Caracas mendesak Dewan Keamanan PBB untuk secara terbuka mengecam tindakan AS, mengambil langkah-langkah guna menjamin keselamatan navigasi, dan mencegah praktik pembajakan dijadikan instrumen pemaksaan politik.
Venezuela juga meminta konfirmasi tertulis dari DK PBB bahwa tidak ada resolusi yang mengesahkan tindakan semacam itu terhadap Venezuela maupun perdagangan minyaknya.
Penyitaan ini menjadi eskalasi terbaru dalam ketegangan hubungan AS–Venezuela, di tengah pengerahan militer Amerika Serikat yang semakin luas di kawasan Karibia.
Sementara itu, Amerika Serikat membenarkan penyitaan tersebut dengan menyatakan bahwa kapal-kapal yang disita digunakan untuk mengangkut minyak yang dikenai sanksi dari Venezuela dan Iran.
Washington menuding pengiriman itu sebagai bagian dari jaringan pengiriman minyak ilegal yang disebut membantu organisasi teroris asing.




