Bisnis.com, JAKARTA — Saham sektor teknologi, konsumer siklikal, basic material dan properti terkoreksi seiring langkah Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 4,75%.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (17/12/2025), sektor teknologi mencatat penurunan terbesar yakni 2,82% ke level 10.325,87. Tercatat sebanyak 15 saham menguat, 19 saham turun, dan 14 saham stagnan.
Sementara itu, sektor konsumer siklikal membukukan penurunan sebesar 1,16% menuju level 1.141,57, sektor basic material melemah 0,22% ke 2.034,83, sementara saham sektor properti terkoreksi 0,18% menjadi 1.198,77.
Di sektor properti, saham PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI) turun 4,65% menjadi Rp164 per saham. Disusul oleh saham PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) yang mencatat penurunan sebesar 2,63% ke Rp925 per saham.
BI memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate di level 4,75%, dengan suku bunga deposit facilitysebesar 3.75% dan lending facility sebesar 5.50%.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa keputusan tersebut sejalan dengan fokus BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.
BI, lanjutnya, akan terus mencermati ruang pelonggaran lanjutan, didukung proyeksi inflasi 2026 yang tetap terkendali dalam sasaran 2,5%, serta kebutuhan untuk memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi
“Secara teknikal, IHSG masih dalam posisi uptrend dalam jangka menengah panjang. Namun dalam jangka pendek, masih cenderung bergerak konsolidasi,” ujar Valdy dalam publikasi riset harian, Rabu (17/12/2025).
Dia menuturkan IHSG masih di atas level MA5, MA20, MA50 dan MA200 atau dalam area bullish. Namun demikian, saat ini momentumnya dinilai melambat.
Sementara itu, Stochastic RSI yang membentuk Golden Cross di dekat area oversold membuka peluang rebound jangka pendek. IHSG pun diperkirakan masih akan berkonsolidasi di 8.600-8.750, selama ditutup di bawah level 8750.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.




