FAJAR, TORAJA — Rektor Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja, Prof Dr Agustinus, MTh, mencatatkan sejarah penting sebagai guru besar pertama di lingkungan kampus IAKN Toraja.
Ia resmi menerima Keputusan Menteri Agama (KMA) Guru Besar Rumpun Ilmu Agama yang berlangsung beberapa waktu lalu di Grand Serpong Hotel, Tangerang.
Prof Agustinus, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Agama Republik Indonesia serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan hingga dirinya meraih gelar Guru Besar.
“Iya benar. Puji Tuhan, saya telah dilantik menjadi Guru Besar melaluo Keputusan Menteri Agama (KMA) Guru Besar Rumpun Ilmu Agama,” ucapnya dihubungi via telepon, Rabu, 17 Desember.
Ia menambahkan, ke depan IAKN Toraja akan terus mendorong pengembangan sumber daya manusia melalui berbagai program peningkatan kapasitas dosen.
“Capaian ini diharapkan menjadi motivasi bagi civitas akademika IAKN Toraja untuk terus meningkatkan kinerja akademik, penelitian, dan publikasi ilmiah,” tuturnya.
Selain itu ia juga menyemangati mahasiswa IAKN Toraja, agar terus berkarya dan mengejar studi dan cita-cita setinggi mungkin.
“Selain kepada dosen dan staf, juga hal ini tentu saya ingin bagikan kepada mahasiswa saya. Semoga hal ini dapat memacu terus berprestasi dijalur akademik dan nonakademik pula yang tentunya dalam prestasi yang positif,” sambungnya.
Sebagai informasi tambahan, sebanyak 116 dosen Perguruan Tinggi Keagamaan menerima KMA Guru Besar. Sebanyak 11 di antaranya merupakan dosen PTKN di Sulsel.
Belasan dosen PTKN yang berhasil meraih jabatan fungsional guru besar rumpun ilmu agama, tersebar di empat kampus, yaitu UIN Alauddin Makassar, IAIN Bone, IAIN Parepare, dan IAKN Toraja.
UIN Alauddin Makassar menjadi PTKN di Sulsel yang paling banyak melahirkan guru besar baru di akhir tahun 2025, yaitu tujuh orang.
Selanjutnya, Institut Agama Islam Negeri Bone (IAIN Bone) dua orang. Sementara, satu dosen IAIN Parepare diangkat dalam jabatan fungsional guru besar. Dan Rektor IAKN Toraja Prof Agustinus juga meraih jabatan fungsional guru besar. (edy)




