BMKG: Bencana Hidrometeorologi Terus Meningkat, Peringatan Dini Harus Berujung Aksi

kompas.tv
2 jam lalu
Cover Berita
Kondisi dari udara situasi bencana banjir di Aceh Tamiang, Rabu (4/12/2025). (Sumber: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi di Indonesia menuntut penguatan sistem peringatan dini yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Informasi cuaca dan iklim dinilai tidak cukup jika hanya berhenti sebagai peringatan, tetapi harus mampu dipahami dan mendorong aksi penyelamatan nyata di lapangan.

Penegasan tersebut disampaikan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani saat menjadi pembicara kunci dalam webinar bertajuk “Early Warning, Early Action: Kilas Balik Bencana Hidrometeorologi sebagai Basis Rekomendasi Aksi Mendatang” yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (17/12/2025).

Faisal mengungkapkan, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jenis bencana yang paling sering terjadi di Indonesia masih didominasi oleh banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem. 

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Waspadai Potensi Hujan dan Angin Kencang di Jabodetabek Besok 18 Desember 2025

Bencana-bencana tersebut tidak hanya terjadi secara sporadis, tetapi hampir merata di berbagai wilayah Tanah Air.

“Secara umum trennya terus meningkat dari tahun ke tahun. Ini berarti kewaspadaan dan kesiapsiagaan harus diperkuat secara berkelanjutan,” ujar Faisal dikutip dari laman resmi BMKG.

Ia menjelaskan, peningkatan bencana hidrometeorologi tidak lepas dari dinamika atmosfer yang semakin kompleks. 

Sejumlah siklon tropis yang pernah muncul di sekitar wilayah Indonesia, seperti Cempaka, Seroja, dan Senyar, terbukti memperkuat intensitas hujan ekstrem. 

Kondisi tersebut kemudian memicu banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi.

Menurut Faisal, tantangan tersebut harus dijawab melalui sistem peringatan dini yang bekerja secara menyeluruh, mulai dari tahap pengamatan hingga pengambilan keputusan. 

Dalam sistem tersebut, BMKG berada pada posisi hulu sebagai penyedia data, informasi, dan peringatan dini berbasis sains.

“BMKG berada di hulu. Kami menyediakan data yang kemudian dianalisis dengan dukungan teknologi dan big data. Selanjutnya, melalui Disaster Management Command Center ditetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan,” kata Faisal, yang mengikuti kegiatan tersebut secara daring.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

1
2
Show All

Sumber : Kompas TV

Tag
  • BMKG
  • bencana hidrometeorologi
  • peringatan dini
  • early warning early action
  • cuaca ekstrem
  • banjir
Selengkapnya


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BRI Rebranding: Transformasi jadi Bank Universal Modern dan Luncurkan Logo Baru
• 19 jam lalukatadata.co.id
thumb
Sepeda Hilang di Stasiun Tanah Abang, KAI Commuter Kantongi Wajah Pelaku
• 14 jam lalukompas.com
thumb
Sistem Gaji Tunggal agar ASN Fokus Kerja Tidak Kejar Proyek, Berlaku 2026? Menpan RB Beri Bocoran
• 8 jam lalufajar.co.id
thumb
Tak Gentar Hadapi Tuan Rumah, Indonesia Kian Mantap di Posisi Kedua SEA Games
• 3 jam lalufajar.co.id
thumb
Menbud Fadli Zon Minta Keluarga Keraton Surakarta Segera Kondusif
• 20 jam lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.