Bank Indonesia (BI) membawa kabar positif mengenai prospek perekonomian nasional. Bank sentral memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami peningkatan pada tahun 2026, meskipun kondisi ekonomi global diprediksi justru melemah.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 diperkirakan berada pada kisaran 4,9-5,7 persen.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 yang berada di rentang 4,7-5,5 persen.
“Pertumbuhan ekonomi 2025 diperkirakan berada dalam kisaran 4,7–5,5 persen dan meningkat menjadi 4,9–5,7 persen pada 2026,” ungkap Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/12).
Perry menjelaskan, perbaikan kinerja ekonomi domestik sudah mulai terlihat. Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2025 tercatat membaik, didukung oleh belanja sosial pemerintah serta meningkatnya keyakinan masyarakat terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja.
Hal ini tercermin dari peningkatan penjualan eceran di berbagai kelompok barang. Selain konsumsi, investasi khususnya nonbangunan juga mulai menunjukkan penguatan seiring meningkatnya optimisme pelaku usaha.
Indikator ini terlihat dari ekspansi Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang mencerminkan aktivitas industri yang lebih solid.
Dari sisi sektoral, sejumlah lapangan usaha utama tetap menjadi penopang kinerja positif, antara lain industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.
Ekonomi Global
Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2026 diprediksi melambat menjadi 3,0 persen, turun dari perkiraan tahun 2025 sebesar 3,2 persen.
Pelemahan global ini terutama dipengaruhi oleh dampak lanjutan kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat serta meningkatnya kerentanan rantai pasok global.
Selain itu, perekonomian AS diperkirakan melambat seiring dampak temporary government shutdown dan pasar tenaga kerja yang melemah, sementara Tiongkok masih berkutat dengan permintaan domestik yang lesu.
Meski demikian, Perry menegaskan bahwa Indonesia memiliki daya tahan yang cukup baik. Ke depan, BI menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas.
"Bank sentral berkomitmen terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran, serta bersinergi erat dengan kebijakan fiskal dan sektor riil pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah tantangan global," kata Perry.





