CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2025 tercatat sebesar 423,9 miliar dolar AS.
Besaran utang itu memang menurun dibandingkan dengan posisi ULN pada September 2025 sebesar 425,6 miliar dolar AS. Akan tetapi, secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 0,3% (yoy). Terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN sektor publik (pemerintah).
Menurut data yang dirilis Bank Indonesia, dikutip CELEBESMEDIA.ID, Rabu (17/12/2025) posisi ULN pemerintah pada Oktober 2025 tercatat sebesar 210,5 miliar dolar AS. Secara tahunan tumbuh 4,7% (yoy).
Perkembangan ULN tersebut, menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI,
Ramdan Denny Prakoso, dipengaruhi aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional. Hal itu seiring tetap baiknya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia yang positif di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), ULN dikelola secara cermat, terukur, dan akuntabel. Pemanfaatannya terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan program-program prioritas yang mendorong keberlanjutan dan penguatan perekonomian nasional.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,2% dari total ULN Pemerintah), Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,6%), Jasa Pendidikan (16,4%), Konstruksi (11,7%), serta Transportasi dan Pergudangan (8,6%).
Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,99% dari total ULN pemerintah.
ULN Swasta Menurun
Posisi ULN swasta tercatat 190,7 miliar dolar AS pada Oktober 2025, lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada September 2025 sebesar 192,5 miliar dolar AS.
Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9% (yoy). Penurunan posisi ULN terjadi pada kelompok peminjam lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations), yang masing-masing tercatat kontraksi sebesar 4,7% (yoy) dan 1,2% (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, posisi ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan & Penggalian, dengan pangsa mencapai 80,9% terhadap total ULN swasta.
Tetap Sehat
didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Perkembangan ULN Indonesia dinilai BI tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat 29,3% pada Oktober 2025, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,2% dari total ULN.
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.



