Phnom Penh (ANTARA) - Kementerian Pertahanan Kamboja pada Rabu menyatakan bahwa pasukan militer Thailand terus melancarkan serangan udara dan menembakkan artileri ke wilayah Kamboja, sementara jumlah warga sipil yang tewas di negaranya naik menjadi 17 orang.
Xinhua melaporkan, Letnan Jenderal Maly Socheata, wakil sekretaris negeri sekaligus juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Kamboja, mengatakan bahwa sejak Rabu pagi waktu setempat, pasukan Thailand menggunakan senapan mesin yang dipasang di tank, drone pengebom, artileri, dan jet tempur F-16 untuk menyerang beberapa posisi di provinsi Oddar Meanchey, Banteay Meanchey, dan Pursat di Kamboja.
Socheata mengatakan jumlah total warga sipil Kamboja yang tewas dalam konflik tersebut mencapai 17 orang, sementara korban luka naik menjadi 77 orang.
Menurut data resmi, konflik tersebut juga memaksa lebih dari 130.000 keluarga Kamboja yang terdiri dari sekitar 438.000 individu meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat berlindung yang aman.
Konflik perbatasan Kamboja-Thailand kembali memanas sejak 7 Desember, dan kedua negara saling tuding soal pihak yang memulai serangan.
Xinhua melaporkan, Letnan Jenderal Maly Socheata, wakil sekretaris negeri sekaligus juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Kamboja, mengatakan bahwa sejak Rabu pagi waktu setempat, pasukan Thailand menggunakan senapan mesin yang dipasang di tank, drone pengebom, artileri, dan jet tempur F-16 untuk menyerang beberapa posisi di provinsi Oddar Meanchey, Banteay Meanchey, dan Pursat di Kamboja.
Socheata mengatakan jumlah total warga sipil Kamboja yang tewas dalam konflik tersebut mencapai 17 orang, sementara korban luka naik menjadi 77 orang.
Menurut data resmi, konflik tersebut juga memaksa lebih dari 130.000 keluarga Kamboja yang terdiri dari sekitar 438.000 individu meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat berlindung yang aman.
Konflik perbatasan Kamboja-Thailand kembali memanas sejak 7 Desember, dan kedua negara saling tuding soal pihak yang memulai serangan.




