Tiga Pekan Usai Banjir Aceh: Listrik Belum Pulih, Akses Jalan Masih Terputus

metrotvnews.com
13 jam lalu
Cover Berita

Tiga minggu pasca-bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, ribuan warga masih terjebak dalam kondisi memprihatinkan. Ketiadaan aliran listrik, akses jalan yang terputus, hingga bantuan yang tidak merata memaksa warga bertahan hidup dengan cara seadanya di tengah keterisolasian. Hidup dalam Kegelapan di Aceh Tamiang Di Aceh Tamiang, kegelapan total menyelimuti permukiman warga sejak bencana terjadi. Tanpa pasokan listrik dari PLN, warga terpaksa menggunakan lilin, lampu minyak, hingga membakar sisa-sisa kayu dan baju bekas untuk bertahan dari panjangnya malam.

"Kami gerilya sampai ke Besitang hanya untuk mencari sebatang lilin. Selain itu, kami membakar kayu-kayu rumah yang hanyut untuk penerangan," ujar Boang Sukirman, salah seorang warga Aceh Tamiang.

Di Aceh Tamiang, Desa Lubuk Sidup menjadi salah satu wilayah yang masih sulit dijangkau. Akses ke desa ini hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau sepeda motor. Akibatnya, bantuan untuk warga belum tersalurkan secara merata. Air bersih pun belum bisa dinikmati.

Tiga pekan yang penuh perjuangan, kehilangan rumah, kehilangan sanak saudara, dan kini warga juga harus berjuang untuk keluar dari daerah yang terisolasi.
  Baca juga: Tiba di Sumbar, Presiden Prabowo Langsung Gelar Ratas Kebencanaan Perjuangan Mencari Makanan di Gayo Lues Kondisi serupa terjadi di Desa Remukut, Kabupaten Gayo Lues. Rusaknya infrastruktur memaksa warga berjalan kaki berjam-jam melewati medan berat hanya untuk mendapatkan bahan makanan pokok. Farida yang merupakan penyintas bencana mengaku harus menempuh perjalanan jauh demi mendapatkan bantuan yang jumlahnya pun sangat terbatas.

"Bantuan datang sedikit, orang berebut. Kadang hanya dapat beras dua mangkok, hanya cukup untuk satu atau dua hari saja. Lauk pauk dan minyak goreng hampir tidak ada," ungkapnya. Harga BBM Meroket Akibat Jalur Distribusi Terputus Kelangkaan energi juga memicu lonjakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang fantastis. Di wilayah tengah Aceh, BBM eceran menembus harga Rp35.000 per liter. Mahalnya harga BBM bukan tanpa alasan. Pedagang harus memanggul jeriken minyak melewati jalur ekstrem naik turun bukit menuju Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Salah satu pedagang berharap pemerintah segera membuka akses jalan agar aktivitas perekonomian warga bisa kembali berjalan. Pemerintah Ungkap Pemulihan Butuh Waktu hingga 3 Bulan Menanggapi lambatnya penanganan di beberapa titik, pemerintah menyatakan bahwa kondisi alam yang belum stabil menjadi hambatan utama. Proses rehabilitasi infrastruktur diperkirakan tidak bisa selesai dalam hitungan hari.

“Saya telah minta maaf, saya tidak punya tongkat Nabi Musa. Kita tidak bisa selesaikan dalam tiga hari, empat hari, lima hari. Mungkin dua sampai tiga bulan aktivitas akan benar-benar normal,” kata Prabowo saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 15 Desember 2025.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
DJP Kawal Aktivasi Coretax di tvOne, Dorong Kesiapan Wajib Pajak dan Perkuat Sinergi Media
• 22 jam lalutvonenews.com
thumb
Pemprov Kepri Percepat Renovasi 99 RTLH di Sejumlah Daerah
• 23 jam lalutvrinews.com
thumb
Dukung Target Nol Emisi 2060, IMIP Operasikan 502 Unit Kendaraan Listrik
• 45 menit laluidxchannel.com
thumb
2.603 Hunian untuk Korban Bencana Sumatera, Menteri Ara Sumbang 103 Unit
• 20 jam laluharianfajar
thumb
Katak Ini Bisa Makan Tawon Pembunuh Raksasa Tanpa Masalah, Kayak Cemilan
• 2 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.