Fenomena Hilangnya Kelas Menengah: Ketika Rumah, Mobil dan Anak Semakin Sulit Dimiliki

viva.co.id
1 hari lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Bagi banyak orang hari ini, memiliki rumah, mobil, atau bahkan memulai keluarga terasa semakin sulit. Apa yang dulu menjadi ciri khas kehidupan kelas menengah, kini terasa nyaris mustahil dicapai, terutama bagi generasi Milenial dan Gen Z. 

Faktor seperti kenaikan biaya hidup, gaji yang stagnan, dan lokasi tempat tinggal memainkan peran besar dalam menentukan apakah stabilitas finansial bisa dicapai atau sekadar impian belaka. 

Baca Juga :
10 Cara Frugal Living ala Kelas Menengah Ini Sering Diremehkan, tapi Efeknya Besar ke Keuangan Anda
Menang Lotre Belasan Miliar, Wanita Ini Justru Pilih Dibayar Rp16 Juta per Minggu Seumur Hidup

Hal ini menimbulkan pertanyaan penting, apakah kelas menengah benar-benar menghilang, atau hanya berubah bentuk?

Di era pasca-Perang Dunia II, menjadi kelas menengah memiliki definisi yang jelas. Pekerjaan tetap, rumah yang bisa dimiliki dengan satu gaji, kendaraan pribadi, serta kemampuan membesarkan anak tanpa tekanan finansial berlebihan adalah standar. 

Saat ini, definisi kelas menengah tetap merujuk pada rumah tangga yang berpenghasilan sekitar dua pertiga hingga dua kali median nasional, meski angka pastinya bervariasi tergantung lokasi. Namun, komposisi masyarakat telah berubah drastis. 

Ilustrasi keluarga
Photo :
  • Istimewa

Pada awal 1970-an, mayoritas orang Amerika termasuk kelas menengah. Kini, proporsinya menurun tajam, mencerminkan pergeseran ekonomi jangka panjang yang membuat banyak orang “cukup di atas kertas” tetapi tetap kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Melansir dari Investopedia, Rabu, 17 Desember 2025, salah satu penyebab utama tekanan ini adalah biaya hidup yang meningkat jauh lebih cepat dibanding pertumbuhan gaji. Harga rumah meningkat tajam selama dekade terakhir, membuat kepemilikan rumah semakin sulit dicapai. 

Biaya membesarkan anak juga melonjak dibanding dua dekade lalu. Sementara itu, pertumbuhan gaji tidak sejalan, sehingga daya beli melemah. Beban finansial semakin berat dengan adanya hutang pendidikan, biaya kesehatan yang tinggi, serta pinjaman untuk mobil dan rumah. 

Akibatnya, banyak orang yang secara teknis termasuk kelas menengah tetap merasakan tekanan finansial yang konstan. Lokasi kini menjadi faktor krusial dalam menentukan apakah kehidupan kelas menengah bisa dicapai. 

Di kota-kota besar dan negara bagian pesisir dengan biaya hidup tinggi, bahkan puluhan juta seringkali hanya cukup untuk kebutuhan dasar. Sebaliknya, gaji yang sama di wilayah Midwest atau daerah berbiaya rendah masih bisa menopang kepemilikan rumah, tabungan, dan kehidupan keluarga yang relatif stabil. 

Baca Juga :
Solusi Digital Dorong Kemudahan Akses Pembiayaan Kendaraan
10 Perbedaan Mindset Orang Kaya Vs Kelas Menengah, Diam-Diam Tentukan Nasib Finansial Anda
Pertemuan Prabowo dan Ratu Maxima, Bahas Kesehatan Finansial

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Cewek Jepang nikahi karakter AI ChatGPT usai pertunangannya gagal, ini kisah uniknya Cewek Jepang nika
• 2 jam lalubrilio.net
thumb
Apresiasi Masyarakat Pantura ke Bupati Lamongan, Respon Cepat Soal Pohon Potensi Tumbang
• 18 jam lalurealita.co
thumb
Taktik Pengelabuan AS-Israel agar Iran Lengah
• 10 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Januari, PMI Fokus Pembersihan Pascabanjir Sumatra dan Aceh
• 22 jam lalucelebesmedia.id
thumb
‎KDM Siapkan Rp 10 Juta/KK untuk Relokasi Warga Bantaran Sungai Eretan Indramayu
• 14 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.