Jakarta, VIVA – Bagi banyak orang hari ini, memiliki rumah, mobil, atau bahkan memulai keluarga terasa semakin sulit. Apa yang dulu menjadi ciri khas kehidupan kelas menengah, kini terasa nyaris mustahil dicapai, terutama bagi generasi Milenial dan Gen Z.
Faktor seperti kenaikan biaya hidup, gaji yang stagnan, dan lokasi tempat tinggal memainkan peran besar dalam menentukan apakah stabilitas finansial bisa dicapai atau sekadar impian belaka.
Hal ini menimbulkan pertanyaan penting, apakah kelas menengah benar-benar menghilang, atau hanya berubah bentuk?
Di era pasca-Perang Dunia II, menjadi kelas menengah memiliki definisi yang jelas. Pekerjaan tetap, rumah yang bisa dimiliki dengan satu gaji, kendaraan pribadi, serta kemampuan membesarkan anak tanpa tekanan finansial berlebihan adalah standar.
Saat ini, definisi kelas menengah tetap merujuk pada rumah tangga yang berpenghasilan sekitar dua pertiga hingga dua kali median nasional, meski angka pastinya bervariasi tergantung lokasi. Namun, komposisi masyarakat telah berubah drastis.
- Istimewa
Pada awal 1970-an, mayoritas orang Amerika termasuk kelas menengah. Kini, proporsinya menurun tajam, mencerminkan pergeseran ekonomi jangka panjang yang membuat banyak orang “cukup di atas kertas” tetapi tetap kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Melansir dari Investopedia, Rabu, 17 Desember 2025, salah satu penyebab utama tekanan ini adalah biaya hidup yang meningkat jauh lebih cepat dibanding pertumbuhan gaji. Harga rumah meningkat tajam selama dekade terakhir, membuat kepemilikan rumah semakin sulit dicapai.
Biaya membesarkan anak juga melonjak dibanding dua dekade lalu. Sementara itu, pertumbuhan gaji tidak sejalan, sehingga daya beli melemah. Beban finansial semakin berat dengan adanya hutang pendidikan, biaya kesehatan yang tinggi, serta pinjaman untuk mobil dan rumah.
Akibatnya, banyak orang yang secara teknis termasuk kelas menengah tetap merasakan tekanan finansial yang konstan. Lokasi kini menjadi faktor krusial dalam menentukan apakah kehidupan kelas menengah bisa dicapai.
Di kota-kota besar dan negara bagian pesisir dengan biaya hidup tinggi, bahkan puluhan juta seringkali hanya cukup untuk kebutuhan dasar. Sebaliknya, gaji yang sama di wilayah Midwest atau daerah berbiaya rendah masih bisa menopang kepemilikan rumah, tabungan, dan kehidupan keluarga yang relatif stabil.





