PT PLN Nusantara Power (NP) tengah mengkaji perluasan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat.
Saat ini, proyek yang merupakan pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di Asia Tenggara itu memiliki kapasitas terpasang 145 megawatt alternating current (MWac) atau setara 192 megawatt peak (MWp) dan telah beroperasi sejak November 2023. Ke depan, potensi pengembangan kapasitas menjadi 550 MWac.
"Rencana pengembangan ini masih di tahap studi awal," ujar Vice President Corporate Communication & CSR PLN Nusantara Power Harry Purnomo dalam Media Gathering PLN NP di site PLTS Terapung Cirata, Rabu (17/12).
Harry menjelaskan, dalam pengembangan lanjutan itu, PLN NP terbuka untuk menggandeng investor. Saat ini, Masdar, perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab (UEA), telah menjadi mitra utama PLN NP dalam proyek PLTS Cirata 145 MWac dengan nilai investasi sekitar Rp2 triliun.
Namun, untuk pengembangan kapasitas berikutnya, besaran investasi belum dapat dipastikan karena masih dalam tahap pembahasan awal.
"Untuk nilai investasinya, kami belum berani menyampaikan karena kajiannya masih sangat awal. Namun, kami tetap terbuka terhadap (masuknya) investor," terang Harry.
Dalam kesempatan yang sama, Outreach and Stakeholder Manager Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE) Respati Adi Katmoyo menjelaskan, proyek itu memanfaatkan permukaan Waduk Cirata dengan total area cakupan lebih dari 250 hektare.
PLTS Terapung Cirata terdiri dari 13 pulau panel yang berisi 340 ribu solar panel. Setiap pulau panel memiliki luas 10 hektare dengan kapasitas terpasang sekitar 15,7 MWp.
Respati menuturkan listrik yang dihasilkan PLTS Terapung Cirata dijual kepada PT PLN (Persero) sebagai single buyer. "Dan ini mampu melistriki sekitar 50.000 rumah tangga," ucapnya.
Ia menambahkan, Indonesia menargetkan pengembangan PLTS hingga 100 gigawatt (GW). Khusus di Pulau Jawa, kebutuhan listrik saat ini mencapai sekitar 30 GW, dengan karakteristik beban puncak yang berbeda. Di Jawa Barat, misalnya, kebutuhan listrik tinggi justru terjadi pada siang hingga sore hari. Kondisi itu menjadikan PLTS Terapung Cirata relevan untuk mendukung pasokan listrik di wilayah tersebut.
Selain itu, keberadaan PLTS Terapung Cirata juga dianggap berkontribusi terhadap peningkatan bauran energi bersih nasional, yang saat ini masih berada di kisaran 12%–13%, sementara target pada 2025 mencapai 23%.
"Oleh sebab itu, salah satu faktor yang menarik bagi kami ialah PLTS Terapung Cirata bisa menambah energi bauran bersih," ucap Respati
Dari sisi lingkungan, pembangkit ini berpotensi menurunkan emisi karbon dioksida hingga 214.000 ton per tahun, sehingga menjadi salah satu proyek strategis dalam mendukung transisi energi bersih di Indonesia. (Ins/E-1)
Caption: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat





