Permintaan Batu Bara Global Bakal Berangsur Turun hingga 2030 Usai Cetak Rekor pada 2025

idxchannel.com
1 hari lalu
Cover Berita

Permintaan batu bara global mencapai rekor tertinggi pada 2025, namun diproyeksikan terus menurun secara bertahap hingga 2030.

Permintaan batu bara global mencapai rekor tertinggi pada 2025, namun diproyeksikan terus menurun secara bertahap hingga 2030. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Permintaan batu bara global mencapai rekor tertinggi pada 2025. Namun, angkanya diprediksi terus menurun secara bertahap hingga 2030 seiring meningkatnya  energi terbarukan dan tenaga nuklir, serta melimpahnya  pasokan gas alam.

Badan Energi Internasional (IEA) menilai pengurangan ketergantungan dunia terhadap batu bara menjadi kunci pencapaian target iklim global. Pasalnya, batu bara hingga kini masih menjadi sumber energi terbesar dalam pembangkit listrik dunia.

Baca Juga:
Pemerintah Pungut Bea Ekspor Batu Bara, Laba Emiten Tambang Berpotensi Turun hingga 27 Persen

Dalam laporan bertajuk "Coal 2025", IEA memperkirakan permintaan batu bara global naik 0,5 persen pada 2025 menjadi 8,85 miliar ton. Namun, tren tersebut diperkirakan tidak berlanjut dalam jangka panjang.

Direktur Pasar dan Ketahanan Energi IEA, Keisuke Sadamori mengatakan, permintaan batu bara dunia akan memasuki fase stagnasi sebelum berangsur turun perlahan hingga akhir dekade ini. 

Baca Juga:
MIND ID Perluas Inisiatif Smart Mining, Optimalkan Nilai Tambah Batu Bara

“Ke depan, kami melihat permintaan batu bara global mulai mendatar dan akan memasuki penurunan yang sangat lambat dan bertahap sampai akhir dekade,” ujarnya dikutip dari Reuters, Rabu (17/12/2025).

Proyeksi tersebut relatif tidak berubah dibandingkan dengan pandangan tahun lalu, meskipun dinamika di sejumlah negara menunjukkan arah berbeda sepanjang 2025. Di India, konsumsi batu bara tercatat menurun untuk ketiga kalinya dalam lima dekade akibat musim monsun yang intens, yang mendorong produksi PLTA dan menekan permintaan listrik.

Sementara itu, konsumsi batu bara di Amerika Serikat justru meningkat seiring kenaikan harga gas alam. Selain itu, kebijakan pemerintah AS yang mendukung keberlanjutan operasional pembangkit batu bara dan peningkatan produksi turut menopang permintaan.

Di China, sebagai konsumen batu bara terbesar dunia, permintaan relatif stagnan pada 2025 dan diperkirakan turun tipis hingga 2030 seiring bertambahnya kapasitas energi terbarukan. Namun, IEA mengingatkan bahwa pertumbuhan permintaan listrik yang lebih cepat atau integrasi energi terbarukan yang lebih lambat dapat mendorong permintaan batu bara global melampaui proyeksi.

Sadamori menekankan, peran China sangat menentukan arah pasar batu bara dunia. “China yang mengonsumsi sekitar 30 persen lebih banyak batu bara dibandingkan gabungan negara lain, menjadi penggerak utama tren batu bara global,” katanya.

>

(Rahmat Fiansyah)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pengamat Soal Krisis Sampah di Tangsel: Perpres 109/2025 Tak Berlaku Surut
• 23 jam laludisway.id
thumb
Siapa Sangka, Masa Kecil Ternyata Bisa Memengaruhi Kejantanan Pria Saat Dewasa
• 2 jam laluviva.co.id
thumb
Hilirisasi Mineral Dinilai Perkuat Posisi MIND ID di Rantai Pasok Energi Bersih Global
• 5 jam lalurepublika.co.id
thumb
Update Klasemen Medali SEA Games 2025: Indonesia Raih 80 Emas, Torehan Terbaik Sejak 1995
• 3 jam laluviva.co.id
thumb
KPK Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Terkait Kasus Abdul Wahid
• 5 jam lalumetrotvnews.com
Berhasil disimpan.