Baru-baru ini terjadi longsor gunung di Kabupaten Yongjing, Provinsi Gansu, Tiongkok. Media resmi baru melaporkannya empat hari kemudian, dan menyebutkan bahwa 45 rumah tangga tertimbun, namun tidak ada korban jiwa. Namun, pernyataan resmi tersebut memicu keraguan di tengah opini publik.
EtIndonesia. Menurut laporan media resmi Partai Komunis Tiongkok seperti CCTV pada 14 Desember, longsor terjadi pada 10 Desember pukul 11.20 di Desa Huangcicun, Kecamatan Yanguoxia, Kabupaten Yongjing, Prefektur Linxia, Provinsi Gansu.
Hingga 13 Desember sore pukul 18.00, diperkirakan tubuh longsoran memiliki lebar 390 meter, panjang 722 meter, ketebalan 24 meter, dengan volume sekitar 6,77 juta meter kubik. Jarak pergeseran mencapai 310 meter, dan kondisi longsoran telah berangsur stabil.
Pihak berwenang setempat menyatakan bahwa longsor tersebut mengakibatkan 45 rumah penduduk tertimbun, 240 mu (sekitar 16 hektare) lahan pertanian di bawah dataran rusak, serta sebagian infrastruktur mengalami kerusakan. Kerugian ekonomi langsung diperkirakan mencapai sekitar 41,35 juta yuan, dan tingkat bencana diklasifikasikan sebagai “sangat besar”.
Media seperti Red Star News melaporkan bahwa longsor dimulai sekitar pukul 10.00 pagi pada 10 Desember dan berakhir sekitar pukul 03.00 sore. Sejumlah warga menemukan tanda-tanda bahaya dan segera memperingatkan penduduk desa lainnya. Para kader desa kemudian mendatangi rumah-rumah satu per satu untuk memberitahukan agar segera mengungsi, sehingga lebih dari 100 orang berhasil diselamatkan.
12月10日,甘肃永靖山体滑坡致45房屋被埋。 pic.twitter.com/dq0WJdpteT
— ying tang (@yingtan04410735) December 15, 2025Pihak berwenang mengklaim bahwa karena bahaya terdeteksi tepat waktu, tidak ada korban jiwa. Saat ini, warga dari 45 rumah yang roboh serta 118 rumah tangga yang dievakuasi untuk pencegahan, sebagian ditempatkan sementara di hotel, sementara yang lain menumpang pada kerabat atau teman.
Namun, pernyataan resmi tersebut memicu keraguan luas di kalangan warganet Tiongkok. Banyak yang menilai klaim “tanpa korban jiwa” sulit dipercaya.
“45 rumah tertimbun tapi tidak ada korban jiwa, saya tidak percaya.”
“Pukul 11.20 itu waktu menyiapkan makan siang, 45 rumah, tidak satu pun orang di dalam rumah?”
“Tidak ada satu korban pun? Musim dingin begini, apakah orang tua dan anak-anak semuanya pergi bekerja ke gunung? Ada pekerjaan apa di ladang, menggali salju? Terlalu lucu!”
Sebagian warganet juga meragukan angka kerugian ekonomi yang diumumkan pemerintah:
“Ini agak menarik, 45 rumah kena longsor tapi tak ada korban jiwa; kedua, rata-rata tiap rumah lebih dari 900 ribu yuan. Sepertinya semua penduduk di sini orang kaya.”
“Semoga uang kompensasinya benar-benar sampai ke tangan para petani.”
Banyak warganet juga menyatakan ketidakpuasan atas keterlambatan pelaporan oleh media resmi Partai Komunis Tiongkok :
“Gansu memang sangat ‘berwibawa’, kejadian 10 Desember, baru muncul 14 Desember.”
“Kejadian 10 Desember, saya baru tahu 14 Desember. Di mana ketepatan waktu berita?”
“Televisi dan media lokal sama sekali tidak melaporkannya.”
“Hebat sekali, berita 10 Desember baru dilaporkan 14 Desember.”
“Gansu tidak besar, tapi bisa menciptakan ‘keajaiban’! Memblokir informasi selama 4 hari.”
“Keterlambatan laporan, laporan palsu, penutupan fakta, penundaan, atau tidak melapor sama sekali seharusnya dihukum maksimal.” (Hui)
Sumber : NTDTV.com




