AS Akui Tanggung Jawab Atas Tabrakan Pesawat Komersil Vs Black Hawk

detik.com
19 jam lalu
Cover Berita
Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengakui bertanggung jawab atas tabrakan maut antara helikopter militer dan pesawat penumpang di Washington DC yang menewaskan sebanyak 67 orang pada awal tahun ini. Pengakuan ini terungkap dari berkas gugatan perdata.

Dalam laporan yang diterima AFP, berkas setebal 209 halaman yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS merupakan bagian dari gugatan perdata oleh salah satu penumpang yang tewas di pesawat tersebut terhadap pemerintah AS dan maskapai penerbangan komersial yang mengoperasikan pesawat tersebut.

"Amerika Serikat mengakui bahwa mereka memiliki kewajiban untuk berhati-hati terhadap Penggugat, yang telah dilanggar, sehingga secara langsung menyebabkan kecelakaan tragis tersebut," demikian bunyi awal dokumen tersebut sebagaimana dilansir AFP, Kamis (18/11/2025).

Baca juga: Rusia Luncurkan Serangan Drone ke Kota Industri Ukraina, 32 Orang Terluka

Untuk diketahui, pada 29 Januari lalu, sebuah pesawat American Eagle dari Wichita, Kansas, sedang mendekati landasan pacu di Bandara Nasional Ronald Reagan, kemudian sebuah helikopter militer Black Hawk yang dioperasikan oleh Angkatan Darat AS menabrak pesawat tersebut, hingga menyebabkan kedua pesawat jatuh ke Sungai Potomac.

Bencana tersebut menandai kecelakaan penerbangan komersial AS paling mematikan dalam beberapa dekade dan mendorong protokol keselamatan penerbangan yang lebih ketat di Bandara Reagan.

Dalam dokumen pengadilan, pemerintah mengakui bahwa risiko keselamatan "tabrakan di udara tidak dapat dikurangi hingga nol" di wilayah udara di luar Bandara Reagan.

Pemerintah juga mengakui kegagalan pilot Angkatan Darat AS dari Black Hawk "untuk menjaga kewaspadaan sehingga dapat melihat dan menghindari pesawat lain dan kegagalan mereka merupakan penyebab langsung dan utama dari kecelakaan tersebut."

Berkas pengadilan juga menyebutkan tindakan yang tidak tepat oleh pengontrol lalu lintas udara di bandara, dengan mengatakan bahwa mereka "tidak mematuhi" peraturan federal.

Baca juga: Deretan Kasino di Kamboja Jadi Target Jet Tempur Thailand

Awal tahun ini, investigasi pendahuluan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menyoroti instrumen yang rusak dan masalah komunikasi sebagai faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut.

Penyelidikan menemukan bahwa peringatan pengontrol lalu lintas udara kepada helikopter tentang jet tersebut tidak terdengar jelas, dan helikopter tersebut tidak menerima instruksi penting untuk berbelok keluar dari jalur penerbangan beberapa saat sebelum tabrakan di udara.

Investigasi penuh NTSB, yang dapat memakan waktu hingga satu tahun, masih berlangsung dan laporan akhir masih tertunda.

Akibat kecelakaan ini, sebanyak 67 orang dipastikan tewas. Korban meninggal dunia ini terdiri dari 64 orang di pesawat komersil itu, kemudian tiga orang lainnya adalah tiga tentara AS yang berada di helikopter UH-60 Black Hawk.

"Pada titik ini kami tidak yakin ada yang selamat," kata Kepala Pemadam Kebakaran Washington, John Donnelly, dalam konferensi pers di dekat lokasi kecelakaan, Bandara Nasional Reagan saat itu.

Baca juga: Detik-detik Mencekam Berujung Tabrakan Pesawat dan Black Hawk di AS




(zap/ygs)

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mentan Amran Borong 40 Ton Cabai Aceh
• 16 jam lalutvrinews.com
thumb
Pangkogabwilhan III Pastikan Situasi di Papua Kondusif Jelang Nataru
• 10 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Viral di Media Sosial, Jaksa Revisi Tuntutan Kakek Penangkap Burung di Baluran
• 7 jam lalurealita.co
thumb
Single Salary ASN, Apa Dampaknya bagi Penghasilan dan Kinerja?
• 12 jam lalubisnis.com
thumb
Mata Elang Makin Meresahkan dan Langgar Aturan, Waktunya Debt Collector Dihilangkan?
• 20 jam laluliputan6.com
Berhasil disimpan.