Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengakui bertanggung jawab atas tabrakan maut antara helikopter militer dan pesawat penumpang di Washington DC yang menewaskan sebanyak 67 orang pada awal tahun ini. Pengakuan ini terungkap dari berkas gugatan perdata.
Dalam laporan yang diterima AFP, berkas setebal 209 halaman yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS merupakan bagian dari gugatan perdata oleh salah satu penumpang yang tewas di pesawat tersebut terhadap pemerintah AS dan maskapai penerbangan komersial yang mengoperasikan pesawat tersebut.
"Amerika Serikat mengakui bahwa mereka memiliki kewajiban untuk berhati-hati terhadap Penggugat, yang telah dilanggar, sehingga secara langsung menyebabkan kecelakaan tragis tersebut," demikian bunyi awal dokumen tersebut sebagaimana dilansir AFP, Kamis (18/11/2025).
Untuk diketahui, pada 29 Januari lalu, sebuah pesawat American Eagle dari Wichita, Kansas, sedang mendekati landasan pacu di Bandara Nasional Ronald Reagan, kemudian sebuah helikopter militer Black Hawk yang dioperasikan oleh Angkatan Darat AS menabrak pesawat tersebut, hingga menyebabkan kedua pesawat jatuh ke Sungai Potomac.
Bencana tersebut menandai kecelakaan penerbangan komersial AS paling mematikan dalam beberapa dekade dan mendorong protokol keselamatan penerbangan yang lebih ketat di Bandara Reagan.
Dalam dokumen pengadilan, pemerintah mengakui bahwa risiko keselamatan "tabrakan di udara tidak dapat dikurangi hingga nol" di wilayah udara di luar Bandara Reagan.
Pemerintah juga mengakui kegagalan pilot Angkatan Darat AS dari Black Hawk "untuk menjaga kewaspadaan sehingga dapat melihat dan menghindari pesawat lain dan kegagalan mereka merupakan penyebab langsung dan utama dari kecelakaan tersebut."
Berkas pengadilan juga menyebutkan tindakan yang tidak tepat oleh pengontrol lalu lintas udara di bandara, dengan mengatakan bahwa mereka "tidak mematuhi" peraturan federal.
Awal tahun ini, investigasi pendahuluan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menyoroti instrumen yang rusak dan masalah komunikasi sebagai faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut.
Penyelidikan menemukan bahwa peringatan pengontrol lalu lintas udara kepada helikopter tentang jet tersebut tidak terdengar jelas, dan helikopter tersebut tidak menerima instruksi penting untuk berbelok keluar dari jalur penerbangan beberapa saat sebelum tabrakan di udara.
Investigasi penuh NTSB, yang dapat memakan waktu hingga satu tahun, masih berlangsung dan laporan akhir masih tertunda.
Akibat kecelakaan ini, sebanyak 67 orang dipastikan tewas. Korban meninggal dunia ini terdiri dari 64 orang di pesawat komersil itu, kemudian tiga orang lainnya adalah tiga tentara AS yang berada di helikopter UH-60 Black Hawk.
"Pada titik ini kami tidak yakin ada yang selamat," kata Kepala Pemadam Kebakaran Washington, John Donnelly, dalam konferensi pers di dekat lokasi kecelakaan, Bandara Nasional Reagan saat itu.
(zap/ygs)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5441661/original/089526700_1765514532-penampakan_warung_kalibata_yang_dibakar.jpg)