PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melakukan perubahan jajaran pengurus dalam pergelaran Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (17/12). Pemegang saham, antara lain menambah satu jabatan, yaitu Direktur Layanan yang kini diisi oleh mantan Direktur Utama di Cibitung Tanjung Priok Port Tollways Yaya Ruhiya.
Perseroan juga mengangkat Ari Respati menjadi Direktur Pengembangan Usaha menggantikan M. Agus Setiawan. Sebelum berkarir di Jasa Marga, Ari Respati menjabat sebagai Presiden Direktur InJourney Tourism Development Corporation (ITDC).
Sementara itu, Seppalga Ahmad diberhentikan secara hormat sebagai Komisaris Independen Jasa Marga. Jabatannya kini digantikan oleh Tedi Kurniawan.
Daftar susunan Pengurus JSMR terbaru:
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama : Juri Ardiantoro
- Komisaris : Syamsul Bachri Yusuf
- Komisaris Independen : Nachrowi Ramli
- Komisaris Independen : Tedi Kurniawan
- Komisaris Independen : Rudi Antariksawan
- Komisaris : Asrorun Ni’am Sholeh
Direksi
- Direktur Utama : Rivan Achmad Purwantono
- Direktur Bisnis : Reza Febriano
- Direktur Human Capital dan Transformasi : Yoga Tri Anggoro
- Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko : Pramitha Wulanjani
- Direktur Operasi : Fitri Wiyanti
- Direktur Layanan : Yaya Ruhiya
- Direktur Pengembangan Usaha : Ari Respati
Dua Ruas Jalan Tol Jasa Marga Terdampak Bencana banjir di Sumut
Sebelumnya, Jasa Marga mengungkapkan terdapat dua ruas jalan tol yang terdampak banjir bandang di wilayah Sumatra Utara pada 27–28 November 2025. Meski demikian, perseroan menilai kejadian tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan.
Sekretaris Perusahaan JSMR Ari Wibowo menjelaskan, dua ruas jalan tol yang terdampak adalah, pertama, ruas Tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi (MKTT) yang dikelola oleh anak usaha Jasa Marga, PT Jasamarga Kualanamu Tol (JKT).
Kerusakan terjadi pada oprit jembatan di KM 41+600B arah Tebing Tinggi menuju Medan karena tanah longsor yang dipicu hujan ekstrem di wilayah Deli Serdang. Kondisi tersebut menyebabkan area persawahan di sekitar tol terendam banjir, debit sungai meningkat dan terjadi gerusan di bagian bawah kaki jembatan.
Kedua, ruas Tol Belawan–Medan–Tanjung Morawa (Belmera). Di ruas ini, Ari melaporkan terdapat genangan air terjadi di beberapa titik akibat luapan banjir dari kawasan sekitar jalan tol. Titik genangan tercatat berada di KM 7+000, KM 26+000, KM 30+000 arah Belawan, serta di akses Gerbang Tol H. Anif 2 dan Gerbang Tol Tanjung Mulia.
“Pada ruas MKTT, PT JKT telah memiliki kontrak asuransi CECR sebagai bentuk perlindungan terhadap kerusakan aset yang dikelola perusahaan,” kata Ari dalam keterbukaan informasi BEI dikutip pada Kamis (18/12).
Dia juga mengatakan, informasi mengenai kerusakan aset yang dimiliki Jasa Marga telah disampaikan kepada pihak asuransi. Nantinya pihak asuransi akan melakukan pengecekan dan memproses administrasi lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dari sisi kontribusi pendapatan, Ruas Tol MKTT menyumbang sekitar 3,2% terhadap total pendapatan tol JSMR secara konsolidasi. Sementara Ruas Tol Belmera yang merupakan ruas konsesi langsung Jasa Marga dan termasuk dalam 13 ruas konsesi perseroan, memberikan kontribusi sekitar 1,0% terhadap total pendapatan tol.
Terkait gangguan operasional, kerusakan oprit jembatan di Ruas Tol MKTT berdampak langsung pada pelayanan lalu lintas. Untuk menjaga keselamatan dan kelancaran arus kendaraan, perseroan menerapkan rekayasa lalu lintas berupa contraflow dari KM 41+800 hingga KM 39+300 guna mengalihkan dan menyeimbangkan distribusi arus kendaraan.
Sementara di Ruas Tol Belmera, genangan air sempat menyebabkan jalur menuju Belawan tidak dapat dilalui. Perseroan kemudian menerapkan contraflow sepanjang sekitar 5 kilometer, dari KM 10 arah Belawan hingga Gerbang Tol Belawan dengan memanfaatkan satu lajur untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
Adapun kondisi di Ruas Tol Belmera telah berangsur normal. Sejumlah titik yang sebelumnya tergenang air kembali dapat dilintasi sejak 29 November 2025 setelah dilakukan penanganan sementara dan rekayasa lalu lintas.
Dari sisi keuangan dan hukum, JSMR menegaskan dampak biaya perbaikan akibat cuaca ekstrem di kedua ruas tol tersebut tidak material terhadap kinerja keuangan perseroan secara konsolidasi. Hal ini didukung oleh respons cepat tim operasional dalam menangani kondisi darurat di lapangan.




